Bisnis.com, KIEV—Rusia menyetujui tim monitoring internasional datang ke Ukraina di tengah gejolak yang timbul lebih besar serta kekhawatiran negara-negara barat kepada pasukan Kremlin yang berkumpul di perbatasan.
Menurut Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, walaupun pembahasan mengenai monitoring kepada Rusia dirasa cukup sulit, tetapi kehadiran mereka dapat membantu menghindari eskalasi konflik.
“Ini penting, kita berada di dunia yang bebas untuk menolak pendudukan wilayah Crimea, kita melanjutkan penolakan, dan kita tidak melanjukan hubungan bisnis seperti biasanya dengan rezim Putin sampai aksi menduduki Krimea berakhir,” kata Perdana Menteri Kanada Stephen Harper.
Menurutnya, konsekuensi dari tindakan itu akan terasa lebih jauh melampaui perbatasan Ukraina. Pasukan pro Kremlin telah menyita sebuah bandara militer di Krimea dan pendukung pemimpin terguling Ukraina Viktor Yanukovych masih melakukan aksi protes di wilayah ini.
Dengan terselesaikannya proses perebutan Krimea yang dilakukan Putin, saat ini perhatian bergeser pada kemungkinan Rusia mengklaim kawasan lain dari Ukraina. Penasehat lembaga Keamanan Gedung Putih Susan Rice mengatakan AS sedang mengawasi peristiwa di wilayah perbatasan Rusia dengan Ukraina itu.
“Rusia telah menyatakan bahwa mereka berniat latihan militer. Mengingat praktik terdahulu dan kesenjangan antara apa yang mereka katakan dan yang dilakukan, kita memantau dengan rasa skeptis”, kata Rice saat melakukan pengarahan singkat akhir pekan lalu di Washington.
Pejabat intelijen dan militer AS mengatakan saat ini terdapat tentara Rusia di hampir seluruh wilayah perbatasan negara itu dengan Ukraina, dan beberapa unit telah bergerak dengan hanya berjarak 31 kilometer dari perbatasan.