Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Miliki Peluang Terbitkan Sukuk Baru

Imbal hasil obligasi sukuk dollar Malaysia hampir mencapai separuhnya dalam 2 tahun sehingga memberikan ruang bagi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk membiayai kembali utang dengan biaya lebih murah.

Bisnis.com, KUALA LUMPUR—Imbal hasil obligasi sukuk dollar Malaysia hampir mencapai separuhnya dalam 2 tahun sehingga memberikan ruang bagi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk membiayai kembali utang dengan biaya lebih murah.

Hal tersebut sejalan dengan komitmen Malaysia untuk memangkas defisit fiskal ke level terendah selama 7 bulan terakhir.

Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, imbal hasil obligasi 3,98% hingga 2015 anjlok 91 basis poin sejak akhir Maret 2012 menjadi 1,1% dan menyentuh 1,06% pada 3 Maret tahun ini.

Malaysia hanya memiliki 3 obligasi global yang kesemuanya berbentuk sukuk dan berperingkat diatas rata-rata. Obligasi Malaysia mendapat peringkat A- dari Standard & Poor’s.

Meskipun begitu, negara yang bersebelahan dengan Indonesia dan Singapura ini sempat menerbitkan edisi terakhir sekuritas yang tidak sesuai dengan prinsip Al-Quran yang jatuh tempo pada Juli 2011.

Biaya untuk mengasuransikan utang Malaysia dari potensi gagal bayar telah merosot ke level terendah selama 8 bulan. Hal tersebut terjadi setelah pemerintah memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.

Untuk itu, pemerintah menargetkan penyusutan defisit fiskal hingga 3,5% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit fiskal Malaysia pada 2013 mencapai 3,9% dari PDB.

Sementara itu, indeks JPMorgan Chase & Co.’s Emerging Markets Bond menunjukkan imbal hasil obligasi global tahun ini terjun bebas. Perlambatan ekonomi China, krisis politik Thailand, dan agresi militer Ukrainan disebut-sebut sebagai pemicu peningkatan permintaan atas sekuritas yang relatif aman.

“Saya tidak kaget ketika tahu Malaysia akan menerbitkan sukuk baru. Ada kombinasi yang sehat dari penguatan permintaan kredit Malaysia dan persepsi yang kuat terhadap risiko utang Malaysia,”kata Sergey Dergachev, Manajer Strategi Uang Union Investment Privatfonds GmbH di Frankfurt, Senin (11/3/2014).

Ekonomi Malaysia bisa dikatakan lebih stabil dibandingkan dengan negara tetangganya di wilayah Asia Tenggara. Berdasarkan data resmi, cadangan devisa Malaysia mencapai US$130,6 miliar pada 28 Februari 2014 sedangkan Indonesia hanya US$103 miliar dan Filipina sebesar US$80 miliar.

Ringgit juga mencatatkan performa positif, meningkat hingga 1,7% menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ketiga di Asia.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper