Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL Perbankan Jatim Naik Lantaran Erupsi Kelud

Bank Indonesia memprediksi non performing loan (NPL) industri perbankan di Jawa Timur naik menjadi 2,2% dari posisi Januari 2,05% akibat korban terdampak Erupsi Gunung Kelud kesulitan membayar kredit.

Bisnis.com, SURABAYA--Bank Indonesia memprediksi non performing loan (NPL) industri perbankan di Jawa Timur naik menjadi 2,2% dari posisi Januari 2,05% akibat korban terdampak Erupsi Gunung Kelud kesulitan membayar kredit.

Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Timur Dwi Pranoto menguraikan sejumlah bank sudah melaksanakan relaksasi terhadap debitur korban erupsi Gunung Kelud agar pelunasan kredit tetap berjalan lancar.

Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank Jatim, lanjutnya, telah melakukan penjadwalan, penghitungan dan pengkondisian ulang kredit.

Jumlah kredit di kawasan terdampak Gunung Kelud berdasar data BMPD Jawa Timur lebih dari Rp340 miliar di 11.000 lebih debitur.

Menurutnya, dari total kredit tersebut 80% merupakan kredit sektor pertanian dan peternakan yang notabene terdampak langsung erupsi Gunung Kelud.

"Asesmen Bank Indonesia memperkirakan kondisi ini akan menaikkan NPL secara umum di kisaran 2,2% atau berada pada level cukup terjaga," jelasnya Dwi yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV melalui keterangan tertulis, Minggu (9/3/2014).

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia Kediri Sadarman mencatat ada 1.600 nasabah BRI dengan kredit Rp35 miliar yang terdampak erupsi Kelud di Kediri. Dari jumlah itu, sebagian besar sudah jatuh tempo membayar angsuran.

"Sekarang sedang diinventarisir siapa yang termasuk terdampak kategori ringan, sedang dan berat. Hasilnya akan digunakan menentukan perpanjangan waktu penangihan bisa 3, 6 atau setahun," urainya.

Meski belum ada keputusan soal penghapusan bunga, lanjut dia, petugas sudah diminta tidak melakukan penagihan terlebih dahulu.

Saat bersamaan, BRI juga mengkaji pemberian kredit kemitraan bagi debitur terdampak erupsi sehingga bisa memulihkan usaha.

"Akan dijadwalkan dulu sembari menunggu keputusan dari pusat. Prinsipnya kalo nasabah sedang sakit tentu diberi obat," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper