Bisnis.com, JAKARTA - Tidak kurang dari lima negara mengerahkan armada bantuan untuk mencari hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing China.
Pemerintah Malaysia menyambut baik dan menghargai bantuan serta kerja sama dari lima negara asing dalam mengerahkan apapun yang mereka miliki untuk membantu proses operasi pencarian dan penyelamatan pesawat MH370.
Kelima negara itu adalah Vietnam, China, Singapura, Filipina, Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman mengatakan pihaknya telah menghubungi Menlu Singapura, Vietnam dan Filipina, sebagai sesama anggota Asean, untuk meminta bantuan mereka.
"Pemerintah Malaysia juga berharap agar bantuan serupa dari negara lain dan organisasi internasional dalam operasi pencarian dan penyelamatan." ujarnya seperti dikutip Kantor Berita Malaysia Bernama, Minggu (9/3/2014).
Pemerintah Malaysia mengerahkan seluruh kemampuan dan sumber daya dalam operasi pencarian dan penyelamatan yang hingga kini masih terus berlangsung.
Dia mengungkapkan telah membentuk Pusat Koordinasi Nasional dalam Pusat Pengendalian Bencana Nasional (NDCC) Pulau Meranti Cyberjaya untuk memantau perkembangan situasi terkini.
Anifah menegaskan pemerintah turut merasakan penderitaan dan kecemasan yang dirasakan oleh keluarga penumpang pesawat MH370. Pemerintah bersama semua masyarakat Malaysia pada saat ini merasakan kekhawatiran yang sama atas tragedi yang menimpa penumpang dan awak pesawat.
"Pikiran dan doa kami untuk mereka terutama bagi semua penumpang dan awak pesawat," katanya.
Kemenlu Malaysia telah membuka layanan pusat kontak di +603 8887 4570 atau melalui e-mail di [email protected] untuk informasi terbaru.
Malaysia Airlines (MAS) penerbangan MH370 yang membawa 227 penumpang dengan 12 awak, dilaporkan hilang di suatu tempat antara wilayah udara Malaysia dan Vietnam di atas Laut Cina Selatan pukul 02.40 waktu setempat.
Pesawat Boeing 777-200 terbang dari Kuala Lumpur pukul 12.41 dan dijadwalkan mendarat di Beijing pukul 06.30 pagi waktu setempat. Namun, pesawat kehilangan kontak dengan Subang Air Traffic Control sejak pukul 2.40 dinihari.