Bisnis.com, BANDA ACEH—Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo meminta pemerintah Provinsi Aceh dan wilayah yang mempunyai pesisir pantai lainnya untuk mengusulkan rencana zonasi wilayah agar investor perikanan yang akan masuk ke wilayah tersebut mendapatkan kepastian usaha.
Menurutnya zonasi wilayah perairan sangat diperlukan mengingat tingginya minat asing untuk berinvestasi di bidang perikanan dan kelautan termasuk dari Jepang. Selain itu, ujarnya, zonasi wilayah juga akan membuat nelayan mendapatkan kepastian rencana usaha dengan memilih zonasi perikanan.
“Kami masih menunggu surat gubernur dan bupati maupun wali kota yang punya pesisir pantai soal usulan untuk mendapatkan rencana zonasi wilayah perairan. Tujuannya untuk dilakukan zonasi seperti tata ruang wilayah kalau di darat,” ujarnya saat acara pencanangan Peningkatan Kesejahteraan Nelayan (PKN) di kawasan pelabuhan Lampulo, Banda Aceh hari ini, Sabtu (8/3/2014).
Selain dihadiri Sharif, turut hadir dalam acara yang digelar di pinggir pantai itu gubernur Nagroe Aceh Darussalam (NAD) Zaini Abdullah serta para pejabat tinggi setempat.
Menurut Sharif, dengan zonasi wilayah tersebut, baik investor maupun nelayan bisa memilah-milah mana kawasan untuk zona perikanan, pariwisata serta zona untuk indusri maritim. Dengan demikian, pelaku usaha di sektor perikanan dan kelautan bisa lebih fokus berinvestasi dan bisa menjalankan usaha mereka secara aman dengan atruan yang mengayomi mereka.
“Dengan zonasi ini kita bisa melihat potensi terbaik dari laut. Potensi yang baru tergarap sepuluh persen di kawasan ini bisa ditingkat terus,” ujarnya. Sharif juga menyoroti maraknya aksi pencurian ikan oleh negara tetangga kalau zonasi tersebut tidak diterapkan.
Dia menyebutkan perairan Indonesia terutama di Aceh selalu menjadi incaran nelayan Thailand dan Malaysia karena potensinya menggiurkan. Apalagi posisi Aceh yang berhadapan langsung dengan Lautan Hindia sehingga menggiurkan bagi negara tetangga.
Setelah lebih dari sembilan tahun bencana tsunami berlalu, rumah-rumah dan tempat usaha di pesisir pantai Aceh tampak tumbuh dan perekonomian masyarakat pun menggeliat. Bahkan di kawasan Lampulo yang dulunya hancur kini geliat perekonomian masyarakat mulai kelihatan.
Aktivitas ekonomi yang meningkat di wilayah pesisir membuat pemerintah optimistis pertumbuhan investasi masa depan Aceh lebih baik dan maju yang akan dimulai dari wilayah pesisir seperti kawasan Lamnpulo.
Otimistisme cukup beralasan sebab potensi bidang kelautan dan perikanan di perairan Aceh masih cukup besar karena selama ini yang tergarap sangat sedikit akibat sumberdaya nelayan dan alat tangkap yang terbatas.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan potensi perikanan di wilayah itu yang bisa digarap masih 10% yang yang seharusnya bisa digarap akibat berbagai kendala.
Dalam upaya mendorong peningkatan usaha perikanan laut Aceh, ujarnya, secara bertahap pemerintah telah menyediakan 40 unit kapal penangkap ikan dengan daya jelajah tinggi berukuran 40 gross ton. Dia mengharapkan dengan bantuan kapal tersebut potensi kemampuan tangkap ikan nelayan akan terus tumbuh.