Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membangun 21 laboratorium seni budaya di sekolah menengah atas (SMA) sebagai proyek percontohan.
“Kami sedang menyeleksi sekolah-sekolah mana yang bisa dibangun laboratorium seni budaya untuk pilot project. Kami akan bangun 21 laboratoium dulu pada tahun ini,” kata Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, di Jakarta, Jumat (7/3/2014) seusai penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2014.
Dia mengatakan untuk membangun satu laboratorium seni budaya tersebut dibutuhkan dana Rp600 juta-Rp700 juta, bergantung pada lokasi dan daerahnya.
Kacung menuturkan laboratorium tersebut akan berisi berbagai peralatan modern, seperti televisi, sound system, dan aneka peralatan seni modern dan tradisional yang menunjang pembelajaran siswa.
“Jadi nanti di dalam laboratorium itu ada panggung, ada alat-alat musik, ada sound system dan lainnya yang membantu siswa dalam belajar,” katanya.
Selama ini, lanjut Kacung, di sekolah yang ada baru labarotorium untuk pelajaran IPA, lab bahasa, dan lainnya. Namu, untuk lab seni budaya belum ada.
“Padahal seni budaya juga penting bagi anak didik. Mereka kalau main musik sering berada di luar kelas atau di lorong-lorong sekolah. Nanti, bila ada lab, tentunya bisa lebih tertib dan tersalurkan bakat mereka,” ungkapnya.
Dia menambahkan pembangunan ke 21 laboratorium itu akan selesai pada tahun ini juga. Setelah ada lab, lanjutnya, para seniman atau sarjana kesenian akan diminta untuk datang mengajar sebagai guru tamu dan lainnya.