Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADE SARA ANGELINA: Ada Gejala Pembunuhan Hal Yang Biasa

Mengenai kasus pembunuhan yang terjadi pada Ade Sara Angelina oleh pacarnya, Kasandra mengatakan itu harus dilihat akar permasalahannya.

Bisnis.com, JAKARTA - A. Kasandra Putranto, psikolog dari Kasandra & Associate, menilai kini ada fenomena dalam masyarakat, terutama pada  anak-anak dan remaja yang cukup menakutkan bila tidak diatasi bersama oleh semua institusi terkait, termasuk keluarga, media, dan pemerintah.

Pasalnya anak-anak usia 8 tahun saja bisa membunuh temannya hanya gara-gara hal sepele. Atau siswa SMA yang membunuh temannya. “Dan membunuhnya itu ada yang sampai sadis, dengan menyimpannya dalam tabung kaca, ada yang di semen, dan lainnya,” kata Kasandra saat dihubungi di Jakarta, Jumat (7/3/14).

Mengenai kasus pembunuhan yang terjadi pada Ade Sara Angelina oleh pacarnya, Kasandra mengatakan itu harus dilihat akar permasalahannya.

“Kita harus tahu dulu akar masalahnya, lihat bagaimana si pembunuh itu diperlakukan di dalam keluarganya, dan lingkungannya, dan bagaimana perlakuan korban terhadap dirinya,” ungkap Kasandra.

Namun, lanjutnya, secara umum saat ini ada fenomena dalam masyarakat yang cukup memprihatinkan. Ada anak yang tak bisa menghilangkan masalahnya di rumah atau dalam keluarga, kemudian menghilangkan sumber masalahnya dengan kekerasan, serta merasa biasa saja setelah melakukan hal-hal yang keras seperti membunuh.

Jadi, lanjutnya, ada anak yang tidak mendapatkan sesuatu dari rumah, sering mendapatkan kekerasan dari rumah, kemudian melampiaskannya pada orang lain, misalnya dengan menyakiti orang lain. Semua itu utuk melepaskan kekesalannya dan masalah yang dihadapinya.

“Ketiga hal itu yang perlu diperhatikan bersama oleh keluarga dan perintah. Kenapa itu bisa terjadi pada anak-anak yang masih usia belasan tahun,” tambahnya.

Menurut dia, yang paling bersalah dalam kekerasan yang dilakukan oleh anak pada orang lain, ada tiga. Yaitu keluarganya, media, dan pemerintah.

Kenapa keluarga? “Sebab, selama ini anak dominan diasuh orang orang lain di rumah, karena kedua orangtuanya sibuk bekerja di luar rumah. Kalau pun ibu ada di rumah, terkadang sering menonton sinetron, dan tidak mendampingi anak,” ujarnya.

Kenapa media? Sebab, tambah Kasandra, selama ini tontonan yang banyak muncul di media TV di rumah menampilkan cerita dan sinetron yang penuh kekerasan, banyak ledekan-ledekan yang menghina seseorang, dan film-film pembunuhan. “Tanpa disadari hal tersebut bisa merusak alam pikiran anak,” katanya.

Pemerintah? “Karena pemerintah kurang tegas pada media yang kini kebablasan, begitu bebas menampilkan kekerasan dan hal-hal yang tak boleh dilihat oleh anak. Perlu dipertimbangkan lagi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmayulis Saleh
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper