Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin negara perlu memprioritaskan program 'trisakti', yakni kedaulatan dan kemandirian pangan, kemandirian energi, serta penegakan hukum yang tegas dan konsisten.
Isran Noor, Capres Konvensi Rakyat, menjelaskan selama ini Indonesia inginnya cepat hasil, tanpa mau berproses. Sebaliknya, Indonesia harus mengoptimalkan dahulu potensi yang ada, jangan sebentar impor.
Dia mengatakan itu dalam acara Debat Capres bertema Masalah Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat, dan Penegakan Hukum, Jumat (7/3). Acara tersebut menghadirkan Capres Konvensi Rakyat yakni Isran Noor, Yusril Ihza Mahendra, dan Rizal Ramli, serta Capres Konvensi Partai Demokrat. Anies Baswedan, Gita Wirjawan, dan Ali Masykur.
"Pada masa lalu Indonesia pernah swasembada beras. Dia optimistis Indonesia bisa mengulang masa kejayaan itu. Banyak lahan menganggur, khususnya di luar Jawa. Kita optimalkan lahan itu, dan ditanam sesuai dengan jenis tanaman yang cocok. Kalau ada komoditas yang tidak bisa ditanam, barulah kita impor,” tegasnya.
Isran Noor menjelaskan sebenarnya tidak sulit untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan serta energi, karena Indonesia memiliki potensi yang besar.
Dia mencontohkan saat ini ada 42 juta ha lahan tersedia. Kalau dari jumlah itu 60% digunakan produksi, mampu menyerap sekitar 35 juta tenaga kerja. Kalau daari satu tenaga kerja membiayai 1 istri dan 2 anak, maka 105 juta orang tercukupi.
Isran yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu menambahkan masalah kedaulatan dan ketahanan energi juga bisa diraih, mengingat Indonesia memiliki potensi energi yang berlimpah.
"Selama ini kita terlalu fokus pada energi fosil. Padahal kita punya banyak potensi energi terbarukan, seperti panas bumi yang mencapai 40% dari potensi dunia, ada angin, matahari, dan lainnya. Ini yang belum dimanfaatkaan maksimal," ujarnya.