Bisnis.com, JAKARTA - Dihujat berbagai pihak terkait dengan gelar profesor yang diberikan oleh sebuah universitas di Amerika Serikat, Calon Presiden yang diusung Partai Keadilan Bangsa, Rhoma Irama menanggapi dingin hujatan tersebut.
Si Raja Dangdut itu menegaskan baliho yang dipasang oleh para simpatisan di beberapa lokasi di Ibu Kota, sepenuhnya tanpa sepengetahuan apalagi instruksi dari dirinya maupun tim sukses.
"Itu murni dari simpatisan, bukan dari tim sukses Rhoma," katanya dalam penjelasan tertulis melalui BlackBerry Waskito, salah orang dekat Rhoma Irama, yang dirilis di facebook.
Seperti apa detail penjelasan Rhoma Irama soal gelar profesor, inilah penjelasan lengkapnya:
Saya mendapatkan gelar 'profesor in musik' dari American University Of Hawaii tahun 2005. Tetapi saya tidak pernah menggunakan gelar tersebut. Apakah di kartu nama, maupun dokumen2 Soneta atau apapun. Bahkan saya risih dengan sebutan profesor itu.
Penulisan ''Prof Rhoma Irama' pada baliho di Jakarta, itu murni dari simpatisan, bukan dari Timses Rhoma. Mereka mengetahui gelar profesor, karena saat menerima 2005 dimuat di media.
Saya tidak pernah membayar sedikitpun atas penghargaan ini, jadi murni dari usulan mereka. Karena saya dianggap pantas mendapat penghargaan profesor of musik, bukan yang lain.
Bila sekiranya dianggap salah prosedur dalam pemberian penghargaan itu, seharusnya Pemerintah Republik Indonesia yang mempertanyakan American University off Hawaii dan meminta membatalkannya.
Berkaitan dengan itu diimbau kepada seluruh anggota Forsa, dan simpatisan, agar lebih berhati-hati dalam penulisan nama Rhoma Irama. Baik di baliho, spanduk, maupun alat promosi lainnya.
Cukup dengan nama RHOMA IRAMA. Tidak perlu Profesor, Tidak perlu Haji, karena Rhoma Irama adalah Raden Haji Oma Irama.