Bisnis.com, MALANG - Bantuan pascaerupsi Gunung Kelud untuk masyarakat yang menjadi korban mulai diarahkan ke fisik utamanya untuk melakukan pembenahan bangunan atap rumah yang rusak.
Apriliyanto, koordinator logistik ke wilayah terdampak erupsi yang juga Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, mengatakan bantuan terus mengalir kendati para pengungsi mulai kembali ke rumahnya di wilayah Pujon, Ngantang, dan Kasembon Kabupaten Malang.
“Bantuan utamanya dari pengusaha berupa air mineral, beras, dan mie instan terus mengalir. Namun, kami mulai mengarahkan ke bantuan yang sifatnya fisik yakni atap dari bahan seng untuk memperbaiki rumah warga yang rusak,” kata Apriliyanto kepada Bisnis, Selasa (25/2/2014).
Petugas sengaja melarang memberikan bantuan berupa asbes gelombang, karena sejumlah pertimbangan tertentu di antaranya kandungan pada asbes gelombang mengandung bahan yang memicu terhadap ancaman kanker. Selain itu, juga karena pertimbangan lebih rentan rusak jika dibandingkan dengan seng.
Kendati bantuan fisik lainnya seperti semen dan genting juga diperlukan. Namun, khusus untuk genting juga perlu dipertimbangkan alasan yakni ukuran genting yang dikhawatirkan tidak sama. Karena hampir sebagian besar atap rumah warga rusak akibat abu vulkanik Gunung Kelud.
“Jika genteng beda ukuran atau bentuk maka akan berisiko karena terpaksa harus dibongkar seluruhnya. Sementara kita saat ini fokus pada perbaikan atap,” jelas dia.