Bisnis.com, JAKARTA - Produksi makanan dan minuman diperkirakan merosot 10%-15% pada bulan ini dibandingkan dengan bulan sebelumnya, setelah beberapa perusahaan menghentikan produksi akibat dampak erupsi Gunung Kelud di Kediri.
Penghentian proses produksi pengolahan makanan dan minuman diperkirakan berlangsung hingga 1 bulan untuk kerusakan ringan. Namun apabila mesin pabrik rusak parah, penghentian proses produksi bisa lebih dari 1 bulan.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gappmi) Franky Sibarani mengatakan dampak erupsi Gunung Kelud sebagian melumpuhkan industri mamin yang beroperasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Waktu recovery saya prediksi sampai 1 bulan. Ini sedang didata kerusakan apa saja yang dialami oleh industri. Kalau ruang dan mesin produksinya rusak parah, waktu pemulihan bisa membutuhkan waktu lama,” terang Franky kepada Bisnis, Selasa (18/2/2014).
Franky mengatakan tidak semua industri pengolahan makanan dan minuman di Jateng dan Jatim terimbas abu vulkanik Gunung Kelud. Pasalnya, lokasi industri pengolahan makanan berada di lokasi terpisah. Kendati demikian, lokasi yang terdekat dengan Gunung Kelud dipastikan menghentikan proses produksi.
“Satu bulan ke depan akan banyak pembersihan area produksi, tergantung berat atau tidaknya kerusakan industri itu. Penurunan produksi bisa berkisar 10%-15% dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” tuturnya.