Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Uni Eropa Tak Capai Target, Euro/US$ Melemah

Tingkat inflasi di kawasan Uni Eropa gagal mencapai target alias tidak melebih setengah dari ekpektasi European Central Bank (ECB) pada Januari 2014
 Euro/US$ melemah
Euro/US$ melemah

Bisnis.com, JAKARTA— Tingkat inflasi di kawasan Uni Eropa gagal mencapai target alias tidak melebih setengah dari ekpektasi  European Central Bank (ECB) pada Januari 2014.

ECB sendiri menargetkan tingkat inflasi inti Uni Eropa tetap berada dibawah level 2%. Kegagalan tersebut dipicu oleh anjloknya harga energi, sekaligus menaikkan peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh otoritas moneter pada minggu mendatang, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (1/2/2014).

European Union Statistics mencatat harga konsumen tahunan meningkat 0,7% setelah menguat 0,8% pada Desember. Estimasi media dalam survei Bloomberg terhadap 41 ekonom menunjukkan peningkatan hingga 0,9%.

Imbal hasil obligasi 2 tahun Jerman merosot menjadi level terendah sejak November 2013, setelah inflasi di Uni Eropa di bawah estimasi ekonom. Sebelumnya, secara mengejutkan Gubernur ECB Mario Draghi memangkas suku bunga acuan sebesar 2,5% pada November akibat melambatnya inflasi hingga 0,7%.

 “Walaupun kita tidak mengharapkan Uni Eropa terjerat pada deflasi langsung, tetapi kawasan itu (Uni Eropa) menjadi makin rapuh terhadap permintaan yang mengejutkan," ujar Nick Kounis, Kepala Riset Ekonomi Makro ABN Amro Bank NV di Amsterdam.  

Dia mengusulkan ECB untuk segera mengambil tindakan untuk melonggarkan kebijakan moneter secepatnya pada pertemuan mendatang.

Mata uang euro melemah terhadap dolar Amerika Serikat setelah data inflasi ke luar, yaitu dijual pada harga US$1,35 di Brussel atau terdepresiasi sebanyak 0,3%.

Tidak hanya itu, angka pengangguran Uni Eropa dilaporkan berada pada 12% pada Desember. Hasil tersebut cukup rendah jika dibandingkan dengan 12,1% pada Desember tahun lalu sedangkan angka pengangguran angkatan muda menurun menjadi 23,8% dari 24%.

European Union Economic and Monetary Affairs Commissioner Olli Rehn mengatakan adanya indikasi yang kuat bahwa angka pengangguran mencapai puncaknya saat ini. Pasalnya, sebagian negara di kawasan Uni Eropa menunjukkan angka pengangguran meningkat signifikan.

ECB memprediksi pertumbuhan ekonomi Uni Eropa mencapai 1,1% pada tahun ini dan 1,5% pada 2014. Selain itu, para pembuat kebijakan juga mengindikasikan rendahnya inflasi belum tentu memicu perubahan kebijakan moneter.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper