Bisnis.com, SHANGHAI—Langkah pengetatan uang muka untuk pembelian rumah kedua di kota-kota besar China diprediksi lebih meningkat pada 2014 menyusul peningkatan harga rumah yang masih tinggi pada akhir 2013.
“Kota-kota besar China pasti akan menerapkan langkah-langkah pengetatan yang semakin ketat tahun ini," kata Alan Jin, Analis properti Mizuho Securities Asia Ltd. Yang berbasis di Hong Kong, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, (19/1/2014).
Biro Statistik Nasional China dalam laporannya pada bulan ini menyatakan harga rumah di kota-kota besar China pada akhir 2013 meningkat hingga lebih dari 15% dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut bahkan terjadi di 69 kota dari 70 kota yang dipantau.
Peningkatan harga tertinggi pada Desember 2013 terjadi di Guangzhou dan Shenzhen, yakni hingga 20% dibandingkan bulan yang sama pada 2012. Sementara itu, di Shanghai meningkat 18% dan di Beijing 16%.
“Di kota-kota yang dikategorikan sebagai tingkat pertama oleh pemerintah China naik lebih dari 15% bulan lalu,” ungkap laporan tersebut.
Dengan peningkatan tersebut, kebijakan pemerintah setempat nampaknya belum ampuh mengendalikan harga properti, sebab sebelumnya setidaknya 10 kota yang meyoritas merupakan ibukota propinsi telah memperketat kebijakan properti lokal sejak November 2013.
Kota-kota besar seperti Shenzhen, Shanghai dan Guangzhou bahkan menaikkan uang muka minimum untuk pembelian rumah kedua hingga 70% dari sebelumnya yang hanya 60%. Sebelumnya, Perdana Menteri China Li Keqiang sejak menjabat pada Maret 2013 juga telah memperkenalkan kebijakan dalam skala nasional untuk mendinginkan pasar real estate.
Oleh karena itu, Alan memprediksikan langkah pengetatan menjadi langkah terbaik yang bisa dilakukan pemerintah China.
“China masih khawatir tentang cepatnya kenaikan harga rumah, sebab pembatasan lokal belum menjadi jalan. Mereka tampaknya tidak menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi masalah itu,” imbuhnya.