Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Ekonomi Jerman ingin memotong subsidi harga yang dibayar untuk listrik dari pembangkit tenaga surya dan angin sekitar sepertiga pada 2015.
Menurut sebuah draft proposal, pemotongan subsidi itu sebagai salah satu reformasi ekonomi yang paling menantang yang dihadapi pemerintahan baru di bawah Kanselir Angela Merkel.
Dalam draft usulan tarif feed-in yang dibayarkan kepada pembangkit listrik terbarukan akan dipotong rata-rata dari 12 sen per kilowatthour (cent/kWh) pada tahun 2015 di semua teknologi dari tarif saat ini 17 sen/kWh.
Menteri Ekonomi Sigmar Gabriel, yang juga memimpin Partai Sosial Demokrat (SPD), ingin pengurangan tariff itu dialokasikan untuk proyek pembangkit baru.
"Besaran subsidi [berdasarkan hukum energi terbarukan lama/EEG] berlaku untuk pembangkit listrik tenaga angin yang mulai beroperasi pada 31 Desember 2014," bunyi draft yang akan dirapatkan kabinet Jerman pekan ini, seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/1/2014).
Kementerian ekonomi, telah digabung di bawah koalisi ‘kanan-kiri’ Merkel dengan portofolio energi dan dijalankan oleh Gabriel .
Perekonomian Eropa tengah dihadapkan dari pergeseran sumber energi dari generasi bahan bakar bertenaga nuklir dan fosil menjadi sumber-sumber energi terbarukan, tapi langkah ini telah meningkatkan biaya listrik bagi konsumen.
Ketika mencapai kesepakatan koalisi akhir tahun lalu, Merkel dan Gabriel sepakat untuk membatasi pertumbuhan energi terbarukan dan mereformasi diskon dan subsidi yang diberikan kepada industri untuk tenaga surya dan angin .
Menurut draft itu, kapasitas penumpukan pembangkit listrik tenaga angin darat dan pembangkit listrik tenaga surya akan dikurangi menjadi 2.500 megawatt per tahun, sedangkan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai akan diperluas hingga 6.500 megawatt hingga 2020. Kapasitas pembangkit listrik bioenergi akan meningkat sebesar 100 megawatt per tahun.
Subsidi sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi rumah tangga, yang tagihan hampir dua kali lipat menjadi rata-rata 300 euro atau setara dengan US$410 per megawatt jam (MWh) selama dekade terakhir. Angka itu menjadi yang tertinggi di Eropa.
Ketakutan industri Jerman yang membayar lebih untuk listrik akan membuat sektor tersebut kurang kompetitif. Sebelumnya, Jerman telah berjanji untuk menutup semua pembangkit listrik tenaga nuklir pada tahun 2022. Langkah dipercepat oleh Merkel setelah bencana nuklir Fukushima pada tahun 2011 yang sebelumnya telah direncanakan sejak era 1990-an.