Bisnis.com, JAKARTA – Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono mengaku jengkel kerap mendapatkan komentar negatif dari sejumlah pengikut (follower) akun Instagramnya.
Kekesalan itu dikemukakan Ani di hadapan Serikat Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) saat mereka melakukan rapat paripurna di Istana Negara, Kamis (16/1/2013).
Ani mengakui jika ia mengeluarkan pernyataan “menarik” sehingga mengundang komentar lewat akun Instagramnya, jumlah follower-nya meningkat. Saat ini ujarnya, jumlah follower akun Instagram Ibu Negara mencapai 246.000 akun.
“Kalau rame-rame sedikit, menambah follower lebih banyak lagi. Saya tidak mengharapkan seperti itu. Tapi saya jengkel. Kata-katanya tidak enak, kok hanya main instagram terus, kata-katanya kurang bagus lah ya,” ujar Ibu Negara.
Ani mencontohkan komentar yang diperoleh dirinya saat melakukan upload melalui akun Instagramnya belum lama ini. Aktivitas Ibu Negara itu mendapatkan komentar dari follower-nya.
“Seperti contoh kemarin, saya jengkel, ada yang nulis, Ibu ini banjir kok main Instagram, kesel saya jadinya, seolah tidak mengurusi banjir, hanya main-main Instagram saja. Kemarin kan libur, jadi kadang-kadang komen itu memancing,” ujar Ibu Negara.
Akhirnya, ujarnya, komentar yang berasal dari siswa kelas 3 SMA tersebut dibalas. Dalam komentar balasan tersebut, Ani menanyakan keberadaan Ibu Jokowi [Istri Gubernur Jakarta Joko Widodo] dan Ibu Ahok [Istri Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama] di saat peristiwa banjir tersebut.
“Saya jawab, Ibu Jokowi dan Ibu Ahok ke mana ya, kok saya yang dimarahi,” katanya.
Lebih lanjut Ani mengakui paham dengan plus minus dari aktivitas mengunggah pernyataan maupun momen melalui media sosial. Namun demikian, Ani ingin masyarakat paham bahwa persoalan banjir bukan hanya urusan Presiden dan Ibu Negara.
“Masing masing punya urusannya. Misalnya TNI/Polisi. Kan tidak langsung semua ke Presiden. Atau Bhayangkari atau Persit, larinya ke saya. Kadang-kadang mereka tidak mengerti, disangkanya powerfull Presiden dan Ibu Negara. Kan ada sendiri-sendiri. Kalau di Jakarta harus ada perhatian dari istri gubernur atau istri wakil gubernur.”