Bisnis.com, SAMARINDA - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim menilai inflasi Kaltim kuartal IV/2013 yang mencapai 9,65% lebih tinggi dibanding nasional dan Kalimantan, dipicu oleh permasalahan infrastruktur yang belum memadai seperti pelabuhan, akses jalan, dan bongkar muat.
"Inflasi Kaltim kuartal IV/2013 sebesar 9,65% lebih tinggi dibandingkan inflasi Kalimantan dan nasional yang berada di angka 8,54% dan 8,38%. Faktor pendorong inflasi Kaltim ini salah satunya adanya permasalahan infrastruktur," jelas Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim, Ameriza M Moesa dalam Outlook Ekonomi 2014 yang digelar oleh BI Kaltim bersama Perbarindo dan Otoritas Jasa Keuangan Kaltim, Senin (6/1/2013).
Menurut dia, selain permasalahan infrastruktur, faktor pendorong inflasi kuartal IV/2013, dari sisi permintaan karena perayaan Natal dan tahun baru serta musim liburan sekolah. Adapun dari sisi penawaran, pendorong inflasi Kaltim karena tingginya gelombang di Laut Jawa dan Selat Makassar membuat distribusi menjadi lebih sulit.
"Tekanan inflasi tahunan tertinggi disumbang kelompok bahan makanan yang tidak lepas dari dampak perayaan Natal, tahun baru dan musim liburan sekolah. Selain kelompok bahan makanan, administered price turut menyumbang tekanan inflasi," jelas Ameriza.
Lebih lanjut, BI Perwakilan kaltim menilai secara bulanan selama 2013, tekanan inflasi pada Oktober 2013 lalu relatif rendah, sedangkan pada November bahkan terjadi deflasi yang dipicu oleh banyaknya stok bahan makanan dan turunnya harga emas di pasar internasional.
Adapun, proyeksi inflasi 2014 secara bulanan tekanan inflasi yang cukup tinggi diperkirakan terjadi pada 1-2 bulan menjelang Pemilu serta pada hari Raya Idul Fitri dan Natal.
Tekanan inflasi 2014 diperkirakan 5,85% karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak dan turunnya beberapa komoditi seperti emas dan kedelai.
"Selain itu, turunnya inflasi 2014 dipengaruhi pembangunan infrastruktur di Kaltim yang memainkan peranan penting dalam menjaga inflasi dari sisi kelancaran distribusi barang khususnya yang berasal dari luar provinsi," ujar Ameriza.