Bisnis.com, SAMARINDA - Selama 2013, hingga September tahun lalu, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur mencapai 255.910 orang (6,38%), lebih banyak dibandingkan dengan Maret 2013 yang berjumlah 237.960 orang (6,06%).
"Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan bukan makanan seperti perumahan, sandang pendidikan dan kesehatan. Pada September 2013, sumbangan GKM (Garis Kemiskinan Makanan) terhadap GK (Garis Kemiskinan) sebesar 71,55%," kata Plt Kepala BPS, Achmad Zaini dalam pers rilisnya, Senin (6/1/2014).
Komoditi makanan yang memiliki andil terbesar pembentukan garis kemiskinan makanan di Kaltim pada September 2013 antara daerah perkotaan dan perdesaan terdapat perbedaan pola.
Untuk perkotaan, secara berturut-turut adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir dan mie instan. Sedangkan, di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan dan bawang merah.
"Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk berkaitan miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan,” katanya.
Menurut Achmad, kebijakan pengentasan kemiskinan harus bisa mengungari tingkat kedalaman dan keparahan itu selain mengurangi jumlah orang miskin.
Pada periode Maret-September 2013 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan, meningkat.
Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,828 pada Maret 2013 menjadi 1,253 pada September 2013. Begitu pula Indeks Keparahan Kemiskinan dari 0,188 menjadi 0,392 pada periode yang sama.
Dikatakan dia, penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 8.460 orang dan di daerah perdesaan naik sebanyak 9.490 orang selama periode Maret-September 2013.
"Pada September 2013, jumlah penduduk miskin yang tinggal di perdesaan sebanyak 157.030 orang (10,24%), lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan 98.880 (3,99%)," tuturnya.