Bisnis.com, BEIJING - Harga rumah baru di China melonjak paling tinggi pada Desember 2013 dalam setahun terakhir pasca pengetatan kontrol atas properti guna meredam peningkatan harga.
SouFun Holdings Ltd., situs real estate terbesar di China menyatakan harga rumah rata-rata meningkat 12% dari tahun sebelumnya menjadi 10.833 Yuan atau setara dengan US$1.789 per meter persegi.
“Berdasarkan survei dari 100 kota. Harga naik 0,7% dari bulan November [2013],” sebutnya sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Rabu (1/1/2014).
Sebelumnya, Perdana Menteri China Li Keqiang telah memberikan kebijakan pembatasan properti nasional yang dikhawatirkan dapat merugikan pertumbuhan ekonomi, setelah pendahulunya Wen Jiabao meningkatkan kampanye tiga tahun untuk mengendalikan harga rumah di negeri tirai bambu tersebut.
Setidaknya 10 kota di China, telah memperketat kebijakan properti lokal sejak November. Kota-kota besar seperti Shenzhen, Shanghai dan Guangzhou menaikkan uang muka minimum untuk rumah kedua menjadi 70%.
Adapun, Beijing merupakan kota pertama yang menerapkan kebijakan uang muka tinggi hingga 60% pada Maret 2013, setelah perdana menteri meminta kota-kota dengan kenaikan harga yang berlebihan untuk menerapkannya.
Kendati begitu, hasil sebuah survei di Renmin University of China menyatakan hampir seperlima responden memberi nilai nol pada kebijakan properti pemerintah.
“Kebijakan itu menunjukkan ‘rasa hampir putus asa’ pada harga perumahan. Kekurangan pasokan tetap terlihat di beberapa titik dan tekanan pada peningkatan harga rumah tetap ada memasuki 2014,” tulisnya.