Bisnis.com, TASIKMALAYA - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya meminta pemerintah konsisten menerapkan larangan penambangan pasir besi yang bisa mengancam produksi tangkapan ikan nelayan.
Sekjen HNSI Kabupaten Tasikmalaya Eet Riswana mengatakan penambangan pasir besi yang selama ini terjadi di sepanjang pantai Cipatujah dan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya mengancam produksi tangkapan ikan nelayan.
"Tidak akan bisa disatukan antara penambangan pasir besi dan perikanan kelautan, karena aktivitas penambangan merusak biota laut yang akan menghilangkan hasil tangkapan nelayan,” katanya, Senin (30/12/2013).
Dia menjelaskan aktivitas penambangan pasir bukan tidak diperbolehkan namun harus melihat kondisi wilayahnya. Msalnya, penambangan hanya diperbolehkan di wilayah yang tidak berpotensi merusak produksi tangkapan ikan nelayan.
“Bukan berarti penambangan pasir besi tidak boleh, tetapi hingga tata cara yang dilakukan tidak mengancam aktivitas nelayan,” ujarnya.
Selama ini masyarakat di Pantai Cipatujah dan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya menggantungkan hidupnya pada perikanan tangkap.
Apalagi jika penangkapan dengan kapal di atas 15GT, katanya, hasilnya cukup besar dengan kualitas sangat bagus.
“Maka, jika pemerintah fokus, tingkatkan sarana dan prasarana nelayan pada peralatan dan pelabuhannya.”
Dia menyebutkan, hingga akhir tahun 2013 pendapatan nelayan di Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp4,2 miliar dengan hasil tangkapan ikan sebesar 389 ton.
Pendapatan tersebut meningkat sebesar 20% dari tahun 2012 dengan sumbangan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya sebesar 6%.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Jabar Ono Surono mengatakan selama ini teknik pengolahan produksi perikanan tangkap nelayan di kawasan itu masih menggunakan alat tradisional.
Dia mengatakan kurangnya penerapan teknologi yang belum mereka pahami membuat pengolahan ikan belum optimal.
“Kami terus memberikan pemahaman terhadap nelayan agar penerapan teknologi terus digunakan, agar hasil perikanan tangkap di Jabar bisa bersaing,” ujarnya.