Bisnis.com, BEIJING - China menyerukan semua pihak untuk menghentikan pertempuran dalam konflik Sudan Selatan, setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui rencana menggandakan jumlah pasukan penjaga perdamaian di negara terbaru di dunia itu.
Konflik di Sudan Selatan telah menewaskan ratusan warga sipil dan 45.000 warga sipil yang mencari perlindungan di pangkalan PBB. Kekerasan meletus di ibukota, Juba, pada 15 Desember dan menyebar cepat, sehingga membagi negara terkunci (land-locked) itu dengan penduduk 10,8 juta orang dari beragam etnis.
Pertempuran juga berdampak terhadap produksi minyak yang menyumbang 98% pendapatan pemerintah. Hal itu membuat perusahaan pelat merat China National Petroleum Company, investor minyak utama di Sudan Selatan, mengevakuasi beberapa pekerjanya.
Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan Selasa (24/12/2013) malam menyebutkan Wakil Menteri Luar Negeri Zhang Ming mengatakan China memberi perhatian pada konflik dan dampaknya terhadap tetangga Sudan Selatan.
"Sebagai teman Sudan Selatan dan mitra, China menyerukan kepada semua pihak dalam konflik untuk ... segera menghentikan tindakan-tindakan permusuhan dan negosiasi terbuka sesegera mungkin," kata Zhang dalam pernyataan itu sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (25/12/2013).
Pernyataan itu dibuat pada pertemuan dengan para diplomat dari negara-negara anggota dari East African Intergovernmental Authority on Development (IGAD), organisasi pembangunan tujuh negara yang mencakup Sudan dan Kenya. Zhang juga mengatakan China mendukung IGAD mengirimkan tim mediasi untuk Sudan Selatan .
Pekan lalu, kantor berita China Xinhua mengatakan sebuah ladang minyak di bagian utara Sudan Selatan, yang dioperasikan oleh perusahaan konsorsium India, Malaysia dan Sudan Selatan, terjebak dalam kerusuhan yang menewaskan 14 pekerja minyak Sudan Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan tidak ada warga negara China yang dilaporkan terluka dalam konflik.
Selasa (24/12/2013) malam, anggota Dewan Keamanan PBB yang mencakup China, dengan suara bulat mengesahkan rencana oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki -moon untuk meningkatkan kekuatan pasukan penjaga perdamaian di Sudan Selatan menjadi 12.500 tentara dan 1.323 polisi.