Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Bojonegero Terpaksa Panen Padi Karena Terendam Banjir

Petani di sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memanen padinya yang rusak karena terendam banjir luapan Bengawan Solo dengan tujuan dimanfaatkan sendiri atau dijual dengan harga murah.
Petani Bojonegoro, Jawa Timur, terpaksa memanen padinya akibat terendam banjir. /antara
Petani Bojonegoro, Jawa Timur, terpaksa memanen padinya akibat terendam banjir. /antara

Bisnis.com, BOJONEGORO - Petani di sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memanen padinya yang rusak karena terendam banjir luapan Bengawan Solo dengan tujuan dimanfaatkan sendiri atau dijual dengan harga murah.

"Kalau memang ada yang bersedia membeli ya dijual, tapi kalau tidak ada, dimanfaatkan sendiri," kata Ketua Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Desa Mulyorejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro Ali Mahrus di Bojonegoro, Senin (23/12/2013).

Dia menjelaskan areal tanaman padi di desanya yang terendam air banjir luapan Bengawan Solo, yang sudah menguning seluas 250 hektare. Akan tetapi, di desa tetangganya, seperti Pilanggede, Mulyorejo, yang juga wilayah Kecamatan Balen, rata-rata tanaman padinya baru berbuah.

"Para petani di desa kami begitu banjir surut langsung memanen tanaman padinya yang bercampur dengan lumpur," ujarnya.

Mengenai tanaman padi yang masih bisa dipanen, katanya, hanya tanaman padi yang sudah menguning ketika terendam air banjir dengan hasil gabahnya ada warna kehitam-hitaman.

Oleh karena itu, katanya, harga gabah sebelum banjir datang mencapai Rp4.100 per kilogram gabah kering sawah (GKS), namun setelah banjir harganya merosot berkisar Rp2.700-Rp3.000 per kilogram GKS.

"Tapi tanaman padi yang baru berbuah, seperti di Desa Mulyorejo, yang terendam air banjir semuanya rusak," katanya. Para petani yang juga memiliki sawah seluas 3 hektare itu akan membiarkan sawahnya bero menunggu setelah musim banjir lewat pada April.

Camat Kanor Supi Haryanto pada kesempatan sebelumnya, menjelaskan areal tanaman padi di wilayahnya yang terendam banjir mencapai 1.608 hektare dengan total kerugian mencapai Rp16 miliar lebih, sebab hanya sebagian kecil yang bisa dipanen. "Tanaman padi yang tidak bisa dipanen, sebab baru berbubah," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Ahmad Djupari belum bisa menjelaskan langkah yang akan dilakukan untuk membantu para petani korban banjir luapan Bengawan Solo. "Kami masih melakukan kajian termasuk melakukan pendataan petani yang layak memperoleh bantuan," katanya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, luapan Bengawan Solo di daerah setempat merendam tanaman padi seluas 4.860 hektare dan palawija 661 hektare dalam waktu sepekan.

Mengenai besarnya kerugian, Djupari memperhitungkan berdasarkan biaya produksi petani rata-rata mencapai Rp7 juta per hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper