Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan Kredit Pertanian Sulsel Hanya 1,7%

Porsi penyerapan kredit perbankan sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Selatan hingga kuartal III/2013 baru mencapai Rp1,35 triliun atau 1,7% dari total penyaluran kredit yang mencapai periode yang sama Rp79,61 triliun.

Bisnis.com, MAKASSAR - Porsi penyerapan kredit perbankan sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Selatan hingga kuartal III/2013 baru mencapai Rp1,35 triliun atau 1,7% dari total penyaluran kredit yang mencapai periode yang sama Rp79,61 triliun.

Noor Yudanto, Kepala Divisi Assessment, Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua, mengatakan rendahnya penyerapan kredit pertanian tersebut ditengarai masih rendahnya jangkauan perbankan untuk menyasar sektor tersebut.

"Meski persentasenya [kredit pertanian] masih sangat kecil, ada pertumbuhan secara year on year untuk pembiayaan di sektor ini sekitar 12,3%," ujarnya, Selasa (3/12/2013).

Menurut dia, masih rendahnya pembiayaan di sektor pertanian juga dipengaruhi tingkat resiko yang cukup tinggi, di mana hingga kuartal III/2013 posisi non performing loan (NPL) pertanian berada di 11,2% atau jauh dari posisi ambang sehat kredit yakni 5%.

Kendati demikian, lanjut Yudanto, bank sentral tetap berupaya mendorong perbankan untuk terus mengucurkan kredit untuk sektor pertanian, dengan mengadakan program klaster pertanian, seperti pengembangan rumput laut di Bulukumba dan Takalar.

Selain itu, BI juga meminta pemerintah daerah untuk mengintensifkan penelitian komoditas unggulan agar mampu menarik perbankan untuk menyalurkan pembiayaan.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Zulkarnain Arief mengatakan potensi pertanian di Sulsel masih berpeluang untuk dikembangkan dalam menarik pembiayaan perbankan pembangunan infrastruktur.

"Contohnyaa, produksi beras dalam setahun itu 5,8 juta ton dan jika dikali dengan Rp7.000 per kilogram sudah menghasilkan berapa triliun. Jadi kalau perbankan mau menyalurkan kredit disektor ini saya kira pengembaliannya juga tidak akan sulit. Namun itu juga harus didukung pengembangan infrastruktur pertanian kita,”katanya.

Berdasarkan data BPS, nilai tukar petani (NTP) di Sulsel pada November 2013 naik 0,65 poin menjadi 107,84% dari 107,15% pada bulan sebelumnya.

Kenaikan NTP tersebut ditopang indeks harga hasil produksi pertanian yang mencapai 161,71 poin, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani 149,94 poin.

Secara terperinci, NTP pertania untuk subsektor tanaman pangan pada November 2013 sebesar 109,95%, hortikultura 102,09%, tanaman perkebunan rakyat 110,75%, peternakan 97,13% dan perikanan 110,45%.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper