Bisnis.com, JAKARTA— Isu ganti rugi aktiva tetap berupa mesin oleh pemerintah dalam proses pengambilalihan Inalum menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (19/11/2013) selain isu akuisisi besar-besaran oleh Grup Salim dan Indonesia yang kembali berutang kepada lembaga keuangan internasional sebesar Rpo345 triliun.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Ganti Rugi Cuma Mesin
Pemerintah hanya perlu mengganti rugi aktiva tetap berupa mesin dalam proses pengambilalihan Inalum. Dengan demikian, ganti rugi ke Nippon Asahan Aluminium tidak akan mencapai US$558 juta. Pemerintah harus mencegah kemungkinan pengeluaran yang tak perlu (KOMPAS).
Musim Berbelanja Bagi Grup Salim
Grup Salim benar-benar sedang gila belanja. Kini, hampir tiap bulan kita disodori kabar tentang akuisisi yang dilakukan oleh konglomerasi bisnis ini. Sejak awal tahun hingga November grup itu sudah menghabiskan hampir Rp25 triliun untuk ekspansi usaha makanan hingga sektor otomotif (KONTAN).
Ekonomi Indonesia 2014 Lebih Baik
Walau masih dilanda ketidakjelasan global, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 akan sekitar 5,8%-6,2% atau lebih tinggi dari tahun ini yang diperkirakan sekitar 5,5%-5,7%. Ada sektor usaha yang mengalami perlambatan, tapi cukup banyak bidang usaha yang bertumbuh bagus. Jika semua pihak fokus pada pekerjaan rumahnya, pertumbuhan yang lebih bagus dari tahun 2013 bukan hal mustahil (INVESTOR DAILY).
Pemerintah Ambil Jalan Pintas
Pemerintah Indonesia pada tahun 2014 akan kembali berutang kepada lembaga keuangan internasional sebesar Rpo345 triliun. Dari angka tersebut, Rp205 triliun ditarik melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) guna menutup defisit fiskal tahun 2014 . Sisanya sekitar Rp140 triliun adalah utang untuk melunasi utang yang telah jatuh tempo (NERACA).