Bisnis.com, SEMARANG--Kinerja Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah se-Indonesia (Perbamida) Wilayah Jateng dan DI Yogyakarta positif dan semakin serius menggarap sektor usaha mikro kecil.
Aset Perbamida saat ini mencapai Rp6 triliun berasal dari 33 BPR/BKK, 35 Bank Daerah dan 93 BKK yang ada di kedua provinsi itu.
Ketua Perbamida Jateng dan DIY Supardi mengatakan dari sisi kinerja tahun ini aktifitas BPR/BKK, BKK dan Bank Daerah tumbuh 17% dibandingkan tahun lalu. Dalam hal ini, jumlah dana pihak ketiga yang terkumpul hampir mencapai Rp5 triliun dengan penyaluran kredit lebih dari Rp5 triliun.
"Kami fokus kepada sektor UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro), khususnya di daerah pedesaan," katanya, Rabu (13/11/2013).
Menurutnya, selama ini anggota Perbamida berperan aktif dalam mendukung permodalan UMKM. Apalagi, untuk mendapatkan akses dana relatif mudah, dengan plafon mulai Rp500.000 dan bunga yang cukup bersaing.
"Kredit macet masih di kisaran 5% secara gross dan nett di bawah 5%," ungkapnya.
Perbamida diakui telah berkomitmen untuk turut berperan mendorong perekonomian daerah terutama melalui UMKM. Pertumbuhan ekonomi yang mengarah pada peningkatan taraf hidup masyarakat membutuhkan peran lembaga keuangan.
"BPR/BKK daerah memang sengaja dibentuk membantu untuk mendukung perekonomian daerah dan memberi kontribusi nyata bagi pendaparan asli daerah," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam pembukaan musyawarah Bapermida menyatakan BPR/BKK harus bisa berperan aktif dalam membangkitkan UMKM mengingat masalah klasik bisnis ada pada permodalan.
"Perbamida saya harap ke depan semakin inovatif dalam memberi akses modal UMKM, lewat program pinjaman khusus atau sejenisnya," katanya.
Ganjar yakin Perbamida bisa mendorong UMKM itu untuk tumbuh melalui dukungan permodalan dengan catatan kredit yang disalurkan diprioritaskan untuk usaha produktif bukan konsumtif.