Bisnis.com, JAKARTA—Langkah pemerintah meredam pertumbuhan ekonomi 2013-2014 untuk mengurangi defisit transaksi berjalan menjadi menjadi isu utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (12/11/2013) selain isu Indonesia meninggalkan rezim upah murah dan masih tingginya daya tarik Indonesia untuk berinvestasi.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Pertumbuhan 2014 Diredam
Pemerintah meredam pertumbuhan ekonomi tahun 2013-2014 untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Baru pada 2015 pertumbuhan bisa diusahakan sampai 7%. Satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan melanjutkan rezim modal terbuka (KOMPAS).
Ringan Beli Saham, Berat Mengejar Cuan
Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya merilis beleid baru perubahan isi satuan lot saham dan fraksi harga. Beleid itu tertuang dalam Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas nomor Kep-00071/BEI/11-2013 (KONTAN).
Indonesia Tinggalkan Rezim Upah Murah
Meninggalkan rezim upah murah bukan saja merupakan imbauan Presiden SBY, melainkan, juga amanat konstitusi. Para pengusaha pun mendukung penuh amanat itu. Akan tetapi, meninggalkan rezim upah murah menuntut persyaratan tertentu, tidak ada lagi industri padat karya yang menggunakan teknologi rendah, UKM yang tangguh, produktivitas pekerja yang tinggi, dan tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja yang tinggi (INVESTOR DAILY).
Indonesia Menarik Dibanding Emerging Market Lainnya
Perlambatan pertumbuhan ekonomi di 2014, tetap membuat Indonesia lebih menarik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya seperti Brasil, Turki, dan India. Nouriel Roubini, Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Internasional New York University Stern School of Business, mengatakan kondisi ekonomi Indonesia yang baik bisa dilihat dari beberapa indikator (INDONESIA FINANCE TODAY).