Bisnis.com, SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat perekonomian wilayah itu berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada kuartal III/2013 mencapai Rp104,2 triliun dengan migas atau Rp 70,1 triliun tanpa migas.
Dibandingkan dengan kuartal II/2013, PDRB Kaltim mengalami kontraksi 0,28%, lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya yang tumbuh positif 0,31%.
"Turunnya PDRB Kaltim kuartal III/2013 akibat melemahnya kinerja sektor-sektor dominan yaitu pertambangan dan penggalian yang turun 1,64%," ujar Pelaksana Tugas Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Achmad Zaini dalam rilisnya, Rabu (6/11/2013).
Penurunan kinerja tambang di Kaltim diikuti pula oleh sektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi 0,93%, yang dipengaruhi penurunan produksi industri gas alam cair 2,76%.
Demikian juga dengan sektor pertanian yang mengalami penurunan 0,48% sebagai dampak dari menurunnya kinerja subsektor tanaman bahan makanan 5,82%.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya (y o y), PDRB Kaltim kuartal III/2013 tumbuh 1,77%.
Menurut Achmad, perekenomian di Kaltim terkena dampak langsung perekonomian global yang menunjukan gejala ambigu, di satu sisi, terlihat ada perbaikan tetapi disi lain menunjukan sebaliknya.
Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan pelemahan nilai mata uang berbagai Negara, termasuk rupiah dan situasi perdagangan internasional yang bergejolak, seiring dengan pelemahan ekonomi negara-negara tujuan ekspor.