Bisnis.com, SEMARANG – Iring-iringan kereta kuda akan membawa rombongan pengantin dari Kraton menuju Kepatihan yang kali ini diikuti Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama dengan permasuri GKR Hemas.
Salah satu ciri khas dari pernikahan Kraton Yogya tersebut menggunakan kereta kuda yang sudah berumur ratusan tahun. Acara ini mengundang animo masyarakat karena bisa langsung melihat pengantin dari jarak dekat.
Istimewanya, Ngarsa Dalem akan ikut serta dalam iring-iringan dengan menaiki kereta kuda. Bagi Sultan, berada dalam kereta kuda merupakan kali kedua, dimana yang pertama ia lakukan saat dinobatkan menjadi.
Pada pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro ini akan melibatkan 12 kereta kuda berumur ratusan tahun peninggalan asli Kraton Yogya. Kirab pengantin dilaksanakan pada hari ketiga prosesi pada 23 Oktober 2013.
Sultan Hamengku Buwono X beserta Permaisuri GKR Hemas akan menaiki Kereta Kanjeng Kyai Wimono Putro yang secara langsung dipilih Ngersa Dalem, sedangkan kedua mempelai menaiki Kereta Kanjeng Kyai Jongwiyat.
Sultan memutuskan menggunakan Kereta Kanjeng Kyai Wimono Putro buatan Belanda tahun 1860-an pada era Sultan HB VI, diwariskan dan digunakan oleh putranya, Sultan HB VII. Kanjeng Kyai Wimono Putro akan ditarik delapan kuda.
Sementara itu, kedua mempelai akan menggunakan Kereta Kanjeng Kyai Jongwiyat yang sudah sering digunakan putri-putri Sultan HB X saat pernikahan mereka. Jongwiyat yang akan ditarik empat kuda itu merupakan buatan Den Haag dan sudah ada sejak HB VII sekitar 1880.
Penanggung jawab kereta Kraton, Kliwon Rotodiwiryo memastikan kereta-kereta kuno itu terawat dan dicek kesiapannya sebelum digunakan untuk prosesi kirab pengantin. “Sudah ratusan tahun, kain yang rusak diganti dengan jenis kain yang sama, pernak-pernik dan hiasan di atas kereta akan disepuh lagi biar terlihat lebih baru,” ujarnya.
Kuda yang akan digunakan untuk menarik kereta juga pilihan yang ditentukan berdasarkan warna jragem (hitam kemerahan), dhawuk (semi putih-keabuan), merah, atau hitam. Kuda didatangkan langsung dari Kavaleri AD Parongpong Bandung dan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) DIY.