Bisnis.com, SEMARANG – Sebelum diwisuda dengan gelar Kanjeng Pangeran Haryo, calon mantu Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas untuk putri keempat, GKR Hayu ini memiliki nama asli Angger Pribadi Wibowo.
Pria yang menyandang nama dan gelar lengkap KPH Notonegoro lahir di Jakarta, 27 Desember 1973 dari keluarga TNI AD yang menghabiskan masa kecil di berbagai kota, mulai dari Jakarta, Bandung, Tangerang, Cimahi, Ambarawa, Salatiga hingga Yogyakarta.
“Dengan tinggal berpindah-pindah saya jadi lebih bisa mengapresiasi perbedaan budaya, adat istiadat, dan bahasa. Walaupun itu membuat saya nggak bisa punya teman tetap dari kecil sampai besar, tapi saya jadi terbiasa beradaptasi dan berteman dengan cepat,” ujarnya.
Data dari media center pernikahan kraton menyebutkan, pehobi membaca ini sangat menyukai buku serial bertema fantasi seperti the Wheel of Time Robert Jordan atau Song of Ice and Fire karya George R.R. Martin, yang sekarang terkenal melalui serial TV Game of Thrones.
Notongoro sosok yang penuh perhatian pada masalah sosial dan politik global. Ia tertarik pada politik internasional dan penasaran dengan peran Perserikatan Bangsa Bangsa dalam mengusung perdamaian dunia. Tak heran sejak SMA sudah berkeinginan kerja di PBB.
“Saya mengambil jurusan Hubungan Internasional di UGM karena tertarik pada isu-isu global dan organisasi internasional, saya juga mengambil spesialiasi di bidang Negosiasi dan Resolusi Konflik,” tuturnya.
Putra Kolonel Kavaleri (Purn) Sigim Mahmud dan Raden Ayu Nusye Retnowati ini sempat menjabat sebagai Project Manager Marketing Internasional di sebuah perusahaan swasta PURA Group Kudus, sebelum akhirnya mulai meniti tangga karir di United Nations Development Programme.
Saat ini ia bekerja sebagai Management Specialist UNDP di New York, AS yang pada Business Continuity Management dan bertanggung jawab untuk keseluruhan sistem manajemen resiko di UNDP.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini juga hobi bermusik, gemar bermain piano, gitar dan sempat tergabung dalam beberapa kelompok paduan suara semenjak remaja.
“Waktu SMA bergabung di Paduan Suara Padmanaba, kuliah gabung di Paduan Suara Mahasiswa UGM, di US bergabung di Washington State University Concert Choir sebagai Baritone Solist, kemudian United Nations Singers New York dan Big Apple Chorus New York,”.
Melihat pengalaman bermusik kelompok, tidak mengherankan calon pangeran menyukai musik klasik, opera, musical, orkestra, jazz, acapella, bossanova sampai samba dan tidak ketinggalan mahir bermusik dangdut dan campursari.
Selain bermusik, Notonegoro hobi menyelam dan berpengalaman mengarungi perairan Pulau Weh di ujung barat, Raja Ampat di timur, Manado di utara sampai Pulau Alor di selatan.
Ke depan Notonegoro ingin terus bisa berkontribusi untuk masyarakat dan kemanusiaan. “Saya ingin terus bekerja dibidang kemanusiaan, terutama yang berkaitan dengan pembangunan di negara-negara yang terkena krisis.” pungkasnya.