NUSA DUA—Isu konek tivitas menjadi warna dominan dari kepentingan nasional Indonesia pada hari pertama agenda Concluding Senior Official’s Meeting (CSOM) dalam forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali, Selasa (1/10).
Pada rapat tingkat pejabat tinggi itu, Indonesia mengangkat setidaknya 20 isu untuk diperjuangkan.
Sebagian besar menitikberat kan pada masalah jaring an perdagangan multilateral Asia Pasifik yang di harapkan dapat menopang ekonomi berkembang dan mendorong daya saing.
Yuri Octavian Thamrin, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri mengatakan gagasan-gagasan itu menggarisbawahi kepentingan untuk memastikan pencapaian konkret yang akan dibawa ke forum World Trade Organization (WTO) pada Desember.
Adapun agenda konektivitas yang diajukan mencakup dorongan terhadap perdagangan jasa di kawasan, fasilitasi layanan tanggap bencana alam, peningkatan kerja sama pendidikan lintas batas, dan kemudahan akses perjalanan ba gi para pelajar, peneliti, dan wisatawan.
“Seluruhnya dimaksudkan untuk memastikan per dagangan di kawasan da pat bermanfaat bagi rakyat. [Gagasan itu] juga menyokong apa yang dibutuhkan rakyat saat ini, yaitu agar perekonomian daerah dapat berkembang dan daya saing dapat meningkat,” ujarnya.
Yuri—yang juga didapuk sebagai Ketua CSOM—menam bahkan pembangunan ekonomi daerah dapat terdongkrak jika konektivitas kawasan terjalin dengan baik. Konektivitas sendiri me rupakan salah satu dari tiga pilar kepentingan utama RI dalam forum APEC tahun ini.
“Untuk konektivitas kawas an, kami juga telah mengajukan rencana pembangunan dan investasi infrastruktur di Asia Pasifik, yang akan mulai dilaksanakan pada 2014. [Peluang] ini jelas sangat besar manfaatnya bagi rakyat Indonesia,” imbuhnya.
TARGET TERPENUHI
Sementara itu, Dirjen Kerja Sama Per dagangan Internasional Kementerian Per dagangan Iman Pambagyo mengungkapkan target Indonesia pada hari pertama APEC tercapai lebih cepat dari dugaan.
“[Pertemuan CSOM hari pertama] lancar-lancar saja. Memang sih, ada yang bertanya, ada juga yang menyatakan keberatan, tapi kita res pons. Sebagai chair, Indonesia harus mengakomodasi masukan yang akan dicantumkan ke dalam dokumen yang akan diteruskan ke level menteri,” jelasnya.
Iman menjelaskan usulan-usulan Indonesia telah mendapatkan konsensus di forum tersebut. Di antaranya adalah pembentukan APEC framework on connectivity, yang membedakan tiga jenis konektivitas, ya i tu fisik, institusional, dan people-to-people.
“Yang kedua adalah APEC multiyears plan on infrastructure investment and deve lop ment. Jadi, ini adalah prog ram agar ekonomi APEC bisa bekerja sama secara lebih terstruktur untuk membangun infrastruktur melalui proses pembangunan, maupun investasi.” (Wike D. Herlinda)