Bisnis.com, MAKASSAR--Tudingan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo perihal lebih mahalnya biaya logistik untuk ekspor dari pelabuhan Makassar dibandingkan dari Surabaya mendapat respon PT Pelindo IV.
Direktur Utama Pelindo IV Mulyono memaklumi jika biaya pengiriman untuk ekspor dan impor dari dan ke Pelabuhan Makassar lebih mahal daripada dari Surabaya.
"Pengiriman peti kemas dari Makassar kan tidak bisa langsung. Peti kemas harus lewat Surabaya atau Jakarta, diturunkan kemudian dimuat lagi untuk dikirim ke Singapura dan negara tujuan," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/9/2013).
Sehingga, tambahnya, peti kemas asal Makassar mengalami dua kali handling, di Makassar dan Surabaya atau Jakarta. Hal itu lantaran kapal pengangkut tidak mau rugi terkait kecukupan muatan kapal.
"Kalau tarif per unitnya jelas murah di Makassar daripada di Surabaya atau Jakarta. Jadi yang membuat mahal biaya pengangkutan di tempat lain," tambahnya.
Menurutnya Pelindo IV saat ini tengah mencari solusi agar kapal pengangkut peti kemas untuk ekspor bisa langsung dari Makassar ke Singapura, sehingga ongkosnya lebih murah.
Saat ini, katanya, untuk pengiriman langsung ke Singapura maupun negara tujuan eskpor seperti Jepang baru bisa dilakukan dari Surabaya dan Jakarta.
Sebelumnya, Syahrul menyayangkan tingginya biaya logistik ekspor terutama di sisi pelabuhan. "Saya dapat laporan, katanya harga ekspor per kontainer di Makassar bedanya dengan Surabaya menacapai Rp30 juta," katanya.
Menurutnya hal itu tidak boleh terjadi karena bakal melemahkan daya saing produk Sulsel. Dia berjanji akan menyelidiki dan mendapat konfirmasi dari PT Pelindo IV perihal tingginya biaya logistik.