Bisnis.com, JAKARTA--Peluncuran mobil murah oleh berbagai prinsipal otomotif mengundang kekhawatiran memicu tingginya kepadatan kendaraan pribadi. Hal ini diduga meningkatkan kemacetan Jakarta yang sudah masuk titik jenuh.
Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna menyatakan pada dasarnya setuju dengan adanya kebijakan mobil murah tetapi harus diimbangi dengan ketersediaan angkutan umum murah.
Begitu juga dengan kebijakan pembatasan kendaraan masuk dalam kota harus segera diterapkan. "Orang silahkan ada mobil murah, tapi dibatasi dengan parkir mahal, ERP, ganjil genap untuk mengurai kemacetan," katanya disela diskusi 'Urban Revitalisasi Gaya Jokowi' di Jakarta, Senin (16/9/2013).
Dengan danya mobil murah atau disebut low cost green car (LCGC) mnggambarkan bahwa tahun depan akan terjadi kemacetan parah ketika masyarakat beramai-ramai membeli mobil tersebut. Kalau sudah seperti itu tidak bisa saling menyalahkan.
Yayat menambahkan, pemerintah seharusnya memikirkan arah kebijakan kepada penyediaan angkutan umum yang nyaman dan murah. Sehingga bisa dipisahkan budaya naik mobil dengan angkutan umum yang murah. "Jangan dibenturkan angkutan murah dengan mobil murah. Harus benahi dulu angkutan umum, kalau ada mobil murah itu pilihan," terangnya.