Bisnis.com, JAKARTA - Politikus untuk melenggang anggun menuju gedung parlemen membutuhkan tak hanya gembar-gembor kampanye, tetapi ada hal yang jauh lebih penting untuk mempersiapkan langkah-langkah yang digunakannya ketika berkampanye.
Konsul politik, itulah yang acapkali dimanfaatkaan para caleg untuk menyusun strategi kemenangan. Bisnis konsul politik kian marak dengan segala progamnya.
Reza Yunianto, salah satu praktisi konsultan politik mengaku kebanjiran pelanggan menjelang pemilihan umum (pemilu). Tahun ini penaikannya dinilai dahsyat.
“Para caleg berlomba-lomba untuk memenangkan pertarungan dan pertarungan terberat dinilai mereka [caleg] adalah persaingan dari 1 partai yang sama,” katanya saat dihubungi Bisnis belum lama ini.
Reza mengatakan ada 3 program yang dilakukannya untuk membantu kelancaran jalan sang klien. Reza dan timnya melakukan langkah awal dengan mengadakan survei pada daerah pemilihan klien.
Survei tersebut diadakan untuk mengukur popularitas dan elektabilitas klien, tingkat kesukaan dan isu yang sedang disukai warga di dapil setempat.
Kelas politik juga diselenggarakan bagi para caleg, mereka dipoles bagaimana untuk tampil maksimal dan memukau di depan publik.
Yang terakhir adalah penyusunan strategi kemenangan dengan melakukan pencitraan positif dan penentuan jargon bagi caleg yang siap diluncurkan di alat peraga kampanye macam spanduk, baliho, kaos dan media sosial.
“Semakin banyak program yang diikuti oleh caleg, semakain mahal pula yang harus mereka bayar, untuk caleg dari kalangan tokoh masyarakat atau pesohor, biaya dapat mencapai angka ratusan juta lebih,” katanya.
