Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unifikasi Perbankan Eropa Dituntut Segera Dituntaskan

Bisnis.com, STRASBOURG—Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mendesak para pemimpin Eropa untuk mempercepat penyelesaian unifikasi perbankan yang tertunda sejak sebelum benua tersebut pulih dari krisis selama 6 kuartal. Pemimpin asal Portugal

Bisnis.com, STRASBOURG—Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mendesak para pemimpin Eropa untuk mempercepat penyelesaian unifikasi perbankan yang tertunda sejak sebelum benua tersebut pulih dari krisis selama 6 kuartal.

Pemimpin asal Portugal itu tidak menawarkan proposal kebijakan yang baru, tapi menuntut negara anggota Uni Eropa untuk kian menekankan upaya penghentian gejolak keuangan yang telah memantik resesi berkepanjangan dan tingginya angka pengangguran.

“Yang dapat dan harus [Eropa] lakukan pertama kali adalah mewujudkan unifikasi perbankan. Itu adalah hal mendesak yang paling utama untuk mempererat penyatuan ekonomi dan moneter [Eropa],” ujarnya dalam sebuah pidato di Strasbourg, Rabu (11/9).

Pernyataan Barroso dinilai sebagai sebuah tantangan implisit terhadap Jerman selaku raksasa ekonomi Eropa. Negara itu dianggap menghambat pengawasan terhadap ruang lingkup perbankan tunggal di Eropa.

Jerman juga dinilai telah memperlambat pencapaian resolusi perbankan tunggal dan pendanaan, dengan alasan hambatan legal dan tidak ingin membebani para pembayar pajak di negaranya.

Unifikasi perbankan bagi sekitar 6.000 bank di zona euro itu adalah salah satu proyek paling ambisius Uni Eropa. Tujuannya dalah untuk mengurangi jumlah bank gagal dan melindungi tabungan para nasabah.

Pascapidato Barroso, kaum oposisi melayangkan kritik terhadap Komisi Eropa, yang dinilai tidak cukup tegas dalam menangani masalah pengangguran.

Komisi juga dianggap kurang berperan dalam mengatasi warisan krisis dan masalah lain yang dapat memicu gelombang protes pada pemilihan Parlemen Eropa tahun depan.

“Pada kasus pengangguran, kami meminta Komisi untuk membuat kebijakan yang lebih aktif, seperti kebijakan yang menstimulasi pertumbuhan,” kata Martin Schulz, Presiden Sosialis di Parlemen, yang juga bakal kandidat Presiden Komisi Eropa selanjutnya.

Upaya untuk mengimplementasikan unifikasi perbankan telah macet, terutama menjelang pemilihan umum Jerman pada 22 September. Ada pula keraguan apakah Berlin mau mendorong proyek itu meski dengan pemerintah yang baru.


UPAYA BARROSO

Barroso akan menyelesaikan periode kedua jabatannya selaku Presiden Komisi Eropa pada November 2014. Dia tidak akan dipilih kembali, sehingga kemungkinan Barroso akan mewariskan perjuangannya pada penerusnya.

Dia telah membentuk basis yang kuat dalam manajemen krisis Eropa sebelum pemilihan pan-Eropa, yang diduga akan mencuatkan voting anti-Uni Eropa dan berpotensi menggeser pusat kekuatan UE dari Brussels.

Barroso bersikeras bukan kebijakan UE yang telah menyebabkan krisis, tapi kesalahan manajemen fiskal pemerintah dan ekses pasar keuangan. Dia juga mengklaim jika ada cerita sukses, itu lebih berbasis pada negara tertentu, bukan Eropa secara keseluruhan.

Mantan Perdana Menteri Portugal itu juga mendesak pemimpin Eropa untuk tidak kendor dalam mengupayakan reformasi struktural yang dibutuhkan bagi kestabilan zona euro dan Uni Eropa secara umum. Tantangan terbesar, lanjutnya, adalah kurangnya komitmen politis.

“Pemulihan sudah di depan mata. Ini seharusnya terus mendorong upaya [Eropa], karena kami masih berutang pada 26 juta warga yang masih pengangguran,” tegas Barroso. (Reuters)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper