Bisnis.com, LONDON –Persaingan pasar bir di 23 negara kian sengit di tengah perubahan kesukaan pelanggan terutama perempuan dan lelaki muda. Untuk itu, produsen bir kenamaan dunia terus menawarkan bir dengan beragam rasa.
Heineken NV, misalnya, dikabarkan bakal meluncurkan radler, minuman campuran bir dan soda lemon, ke 23 pasar. Radler ini terasa lebih manis dan minim alkohol dibandingkan dengan bir konvensional.
Heineken berspekulasi radler dapat memenangkan pasar peminum perempuan yang sukar dipahami dan lelaki muda yang condong menyukai wine dan minuman keras. Produsen bir terbesar ketiga di dunia itu tengah meningkatkan upaya untuk mencari alternatif pasar bir di tengah perubahan kesukaan pelanggan.
Sementara itu, Anheuser-Busch InBev NV (ABI) --yang mengklaim sebagai pemimpin pasar-- telah memproduksi berbagai bir rasa jeruk nipis bermerek Bud Light.
Heineken pun --sebelumnya-- telah menambah tequila ke bir dan meramunya dalam merek Desperados. Penjualan Desperados meningkat 15% pada 2012 dibandingkan dengan pertumbuhan merek Heineken yang hanya 5,3%. Heineken mengurangi ketergantungannya pada merek globalnya menyusul pasar bir di Eropa barat terus mengalami penurunan selama 6 tahun.
"Bir kalah dari minuman lain. Anda bisa saja sepakat soal itu karena produsen bir tidak berinovasi. Pertanyaannya adalah bagaimana anda berinovasi pada bir ringan?" kata Ian Shackleton, analis di Nomura, London, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (20/8/2013).
Radler merupakan peluru strategi Heineken untuk memperoleh 6% penjualan dari seluruh produk baru per tahun. Tahun lalu perusahaan mengantongi pendapatan dari minuman yang baru diperkenalkan sebesar 5,3%, atau sekitar US$1,3 miliar.
Heineken telah meluncurkan radler di banyak negara, dari Inggris hingga Kongo. Dia tidak sendiri karena Carlsberg A/S dan SABMiller Plc juga meningkatkan penjualan minuman bir dan lemon itu.