Bisnis.com, TOKYO - Angka impor Jepang pada Juli melonjak ke rekor tertinggi sejak 2010, sehingga semakin mendongkrak defisit perdagangan bulanan negara tersebut bahkan pada saat sektor ekspor mulai kembali bergeliat.
Kementerian Keuangan Jepang melaporkan impor naik 19,6% dari tahun sebelumnya, sehingga defisit perdagangan Jepang saat ini mencapai 1,024 triliun yen (US$10,5 miliar).
Sementara itu, ekspor meningkat 12,2%. Defisit Juli yang disesuaikan secara musiman melebar menjadi 944 miliar yen.
Kekuatan ekonomi Jepang akan menjadi kunci dari keputusan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam menaikkan pajak penjualan dari 5% menjadi 8% pada April 2014. Menaikkan pajak berisiko tinggi menghambat proses pemulihan—yang didorong oleh menguatnya ekspor—pada saat Jepang mulai menunjukkan pertanda keluar dari deflasi selama lebih dari 1 dekade.
“Dampak dari melemahnya nilai tukar yen mulai mendongkrak volume ekspor,” ujar Yoshimasa Maruyama, Kepala Ekonom Itochu Corp., Senin (19/8/2013).
Dia menjelaskan tantangan yang dihadapi Abe saat ini adalah apakah Jepang dapat mengatasi deflasi dan mencapai pemulihan yang berkelanjutan setelah diterapkannya rencana kenaikan pajak.
Abe akan membuat keputusan akhir tentang kenaikan pajak setelah data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2013 dirilis pada 9 September.