Bisnis.com, JAKARTA— Harga pangan yang terus membubung tinggi dan maraknya invasi pemodal dari Korea menjadi sorotan utama media nasional hari ini, selain soal lemahnya basis industri Indonesia, Rabu (14/8/2013).
“Harga Pangan Tinggi”: Setelah hari raya Idulfitri, harga bahan pangan belum juga turun. Meskipun inflasi akan mulai melandai sejak Agustus, harga komoditas kemungkinan tidak akan kembali ke level sebelum ada kenaikan harga bahan bakar minyak (KOMPAS)
“Invasi Pemodal Korea Kian Meruyak”: Pemodal asal Korea Selatan mulai menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan utama investasi mereka. Sepanjang paruh pertama tahun ini, Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) sudah mengeluarkan izin prinsip bagi investor dari Negeri Ginseng dengan nilai investasi mencapai US$11,29 miliar untuk 294 proyek (KONTAN).
“Stabilisasi Harga Daging Hanya Sekedar Janji”: Janji pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi rupanya hanya pepesan kosong belaka. Alasannya, sampai dengan Lebaran usai pun, harga daging masih bertengger di atas Rp100.000 per kilogram. Ironisnya, Kementerian Pertanian , Kementerian Perdagangan, dan Badan Urusan Logistik tampak saling menyalahkan atas kegagalan mereka menekan harga daging. Namun, yang paling parah, perintah Presiden SBY kepada para pembantunya untuk menstabilkan harga daging hingga kini tidak pernah dipatuhi (NERACA).
“Basis Industri Indonesia Lemah”: Indonesia tidak memiliki basis industri yang kuat. Dampak buruk dari terlantarnya industri nasional menyebabkan Indonesia hanya bergantung pada bahan baku impor dan produk primer bernilai tambah rendah (INVESTOR DAILY).
“Dominasi Broker Asing”: Perusahaan efek (broker) yang terafiliasi dengan perushaan investasi asing masih mendominasi nilai transaksi sepanjang Kuartal II 2013. Tercatat juga kenaikan nilai transaksi yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu (INDONESIA FINANCE TODAY). (ltc)