Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headlines Koran: Ruang Fiskal diperlebar, Indonesia Terpukul Empat Defisit

Bisnis.com, JAKARTA—Sorotan utama media nasional hari ini berkisar dari rencana pemerintah memperlebar ruang fiskal 2014 dan adu strategi hadapi aturan impor, selain hantaman empat defisit sekaligus yang diduga akan memperburuk fundamental ekonomi,

Bisnis.com, JAKARTA—Sorotan utama media nasional hari ini berkisar dari rencana pemerintah memperlebar ruang fiskal 2014 dan adu strategi hadapi aturan impor, selain hantaman empat defisit sekaligus yang diduga akan memperburuk fundamental ekonomi, Selasa (13/8/2013).

“Ruang Fiskal 2014 Diperlebar”: Pemerintah merencanakan ruang fiskal yang lebih lebar pada 2014 dibandingkan tahun 2013. Namun demikian, langkah ini menuntut peningkatan penerimaan pajak di tengah situasi perekonomian global yang belum menentu (KOMPAS)

“Adu Strategi Hadapi Aturan Impor”: Anda yang suka gonta-ganti gadget terbaru, jangan berharap bisa menjadi pembeli pertama. Berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.82/2012 tentang Impor telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet membuat mata rantai masuk impor gadget ke pasar domestik menjadi kian panjang (KONTAN).

“Pekan Ini, IHSG Diprediksi Menurun”: Jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai wajar pelemahan indeks Bursa Efek Indonesia di awal pekan pascalibur panjang Lebaran seiring dengan kondisi beberapa bursa lain di kawasan regional yang ikut turun. Berbeda dengan analis Trust Securities, Reza Priyambada, yang menilai penurunan IHSG kemarin (12/8) hingga 0,9% merupakan hal yang tidak biasa secara historis pergerakan saham di negeri ini (NERACA).   

“Indonesia Terpukul 4 Defisit”: Indonesia saat ini dihantam empat defisit sekaligus, yakni defisit transaksi berjalan, defisit perdagangan, defisit neraca pembayaran, dan defisit primer APBN. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat memperburuk fundamental ekonomi (INVESTOR DAILY).

“Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal”: Pemerintah menyiapkan sejumlah insentif fiskal untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran 6%. Instrumen fiskal terbut diharapkan bisa mendorong ekonomi domestik, khususnya dari sisi konsumsi masyarakat yang masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional (INDONESIA FINANCE TODAY).   

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper