Bisnis.com, JAKARTA— Rasio kredit usaha rakyat (KUR) bermasalah yang mencapai 4,5% menjadi sorotan utama media massa nasional selain isu penawaran saham perdana setelah Lebaran dan soal perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang terus menggerogoti Indonesia, Senin (12/8/2013).
“Awas Kredit Bermasalah KUR”: Sampai dengan Mei 2013, nilai kredit usaha rakyat mencapai Rp115,754 triliun bagi 8,861 juta debitor. Rata-rata setiap debitor menerima Rp13,3 juta. Namun, rasio kredit bermasalah KUR cukup tinggi yaitu 4,5%, jauh di atas rata-rata NPL bank umum 1,95% (KOMPAS)
“Incar Hajatan IPO Pasca Lebaran”: Meski sentimen negatif tengah menggoyang posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejumlah aksi penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dan penerbitan saham baru, terus mengerek kapitalisasi pasar Indonesia (KONTAN).
“FTA Gerogoti Perdagangan RI US$84 Miliar”: Neraca perdagangan Indonesia dengan negara mitra dagang utama yang menjalin perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan kemitraan ekonomi (EPA) terus digerogoti defisit. Dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan nonmigas dan produk industri masing-masing US$23,5 miliar dan US$84,41 miliar pada periode 2008-2012 dan 2010-2012 atau sejak FTA dan EPA diberlakukan (INVESTOR DAILY).
“Meningkatkan Kontribusi bagi Ekonomi Nasional”: Sejumlah kalangan menilai kontribusi industri pasar modal domestik terhadap ekonomi nasional dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mulai signifikan. Secara makro, industri pasar modal menjadi pasar finansial yang mulai dibutuhkan korporasi domestik mencari sumber pendanaan untuk ekspansi usaha (INDONESIA FINANCE TODAY). (ltc)