Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sulsel untuk keseluruhan 2013 tumbuh pada kisaran 7,9%-8,9% dengan nilai tengah 8,4%.
Kepala Divisi Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I - Sulampua Gusti Raizal Eka Putra menyebut pertumbuhan tersebut atau relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2012 yang mencapai 8,4%.
Gusti mengatakan prediksi BI tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya (April 2013) yang sebesar 8,0%-9,0%. "Pendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi dengan berlanjutnya untuk proyek multi years," katanya, Jumat (26/7/2013).
Kegiatan ekspor diperkirakan cenderung tertahan seiring tren penurunan harga nikel di pasar internasional.
Di sisi lain, katanya, konsumsi masyarakat diperkirakan masih tetap kuat, yang berasal dari hasil kegiatan perdagangan domestik dan masih maraknya kegiatan MICE.
Pada sisi harga, inflasi Sulsel pada 2013 diperkirakan berada di kisaran 6,3% ± 1,0% atau naik dibandingkan inflasi pada 2012 yang sebesar 4,4%.
"Komponen administered prices diperkirakan akan memberi tekanan inflasi sehubungan dengan kenaikan harga BBM yang diikuti dengan penyesuian tarif angkutan darat," kata Gusti.
Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sepanjang 2013 dan harga LPG juga akan menambah tekanan inflasi dari komponen ini.
Menurutnya inflasi volatile foods juga menjadi penyebab naiknya inflasi karena dampak adanya kebijakan impor hortikultura pada awal tahun 2013.
"Inflasi inti akan dipengaruhi oleh harga bahan bangunan yang diperkirakan akan bergerak naik seiring berkembangnya sektor bangunan," terangnya.