BISNIS.COM, JAKARTA—Kekhawatiran atas intervensi Bank Indonesia yang kian menggerus cadangan devisa menjadi sorotan utama media nasional hari ini, Senin (8/7/2013).
Selain itu, juga ada isu potensi kenaikan bunga kredit hingga 50 Bps dan lemahnya kinerja saham tambang di Bursa Efek Indonesia.
BI Masih Bisa Intervensi
Jumlah cadangan devisa Indonesia yang sebesar US$98,095 miliar masih memungkinkan untuk mempertahankan nilai tukar rupiah melalui intervensi pasar. Meski demikian, Bank Indonesia tetap harus menyiapkan “amunisi” lain untuk menjaga nilai tukar rupiah. (KOMPAS)
Cadangan Devisa Masih Akan Tergerus
Pemerintah dan Bank Indonesia boleh saja bilang, dana asing sudah kembali ke negara kita. Tapi, fakta di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda. Alhasil, penggerusan cadangan devisa bukan tidak mungkin bakal berlanjut pada bulan ini (KONTAN).
Bunga Kredit Berpotensi Naik 50 Bps
Suku bunga simpanan dan kredit perbankan berpeluang naik 50 basis poin hingga akhir tahun ini sejalan dengan meningkatnya tekanan inflasi yang akan mendorong Bank Indonesia menaikkan Bi rate. Bank sentral diprediksi menaikkan BI rate sebesar 50-75 bps menjadi 6,5-6,75 pada Agustus untuk meredam inflasi yang tahun ini bakal mencapai 7,2%-7,8% akibat penaikan harga BBM bersubsidi (INVESTOR DAILY).
Saham Tambang akan Tahan Kenaikan IHSG
Sebanyak lima saham dari 10 besar saham, menjadi penahan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date. Menurut analis saham dari sektor pertambangan diprediksi masih menjadi saham dengan kinerja tertinggal dan akan menjadi penahan kenaikan IHSG karena ekspektasi pelaku pasar terhadap harga komoditas dunia masih negatif, sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global (INDONESIA FINANCE TODAY).