BISNIS.COM, JAKARTA—Kisruh penyaluran BLSM masih menjadi sorotan utama media massa hari ini selain isu kantor pajak yang mulai mengorek data nasabah dan tidak optimalnya penerimaan pajak di sektor tambang, Jumat (5/7/2013).
“Penyaluran Bantuan Tak Tepat”: Penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat masih kurang tepat sasaran. Situasi tersebut akibat kurang akuratnya data orang miskin yang menjadi acuan bagi penerima bantuan kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi (KOMPAS).
“Pajak Mulai Menyadap Perbankan”: Kantor pajak kini semakin leluasa mengorek data nasabah di sektor keuangan. Kamis lalu (4/7), Otoritas Jasa Keuangan dan direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan sepakat menandatangani nota kesepakatan (KONTAN).
“Dirjen Pajak Mengaku Lemah”: Ironis benar negeri ini. Ketika penerimaan negara dari sektor pajak selalu tak mencapai target, di sisi lain justru ditengarai ada sekitar 60% perusahaan di Indonesia tidak membayar pajak pada negara. Bahkan Dirjen Pajak Fuad Rahmany mengakui bahwa penerimaan pajak di sektor pertambangan belum maksimal. “Penerimaan pajak kita memang tidak optimal di sektor tambang,” ujarnya (NERACA).
“OJK Perkuat Perlindungan terhadap Konsumen Asuransi”: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memperkuat perlindungan terhadap investor asuransi dengan meningkatkan edukasi, regulasi, dan penegakkan hukum. Para konsumen tidak boleh dirugikan oleh perusahaan asuransi yang bangkrut (INVESTOR DAILY).