BISNIS.COM, JAKARTA--Perubahan anggaran perubahan iklim pemerintah Australia menyebabkan tidak terpenuhinya komitmen hibah US$100 juta kepada Indonesia untuk proyek rehabilitasi hutan dan lahan gambut di Kalimantan Tengah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto menuturkan pemotongan hibah tersebut merupakan imbas dari pemotongan anggaran perubahan iklim yang dilakukan oleh Pemerintah Australia.
"Pada Desember kemarin ada pemotongan anggaran perubahan iklim di Australia. Karena pemotongan tersebut proyek di Kalimantan terkena dampak, komitmen US$100 juta tidak bisa dipenuhi," ujarnya kepada Bisnis, selasa malam (2/7/2013)
Hadi mengatakan komitmen hibah dari pemerintah Australia untuk program lingkungan diteken pada masa pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd. Adapun hingga saat ini, realisasinya sudah mencapai US$48 juta.
"Komitmen tersebut diberikan pada waktu PM Rudd Kevin, sebelum Julia Gillard. Sekarang PM Australia kembali ke Kevin Rudd ada kesempatan bagus untuk membicarakan kembali komitmen Australia tersebut," kata Hadi.
Berdasarkan situs Australia Aid (AusAid), pemerintah Australia memutuskan untuk mengakhiri proyek restorasi 25.000 ha lahan gambut di Kalimantan. Proyek senilai US$47 juta tersebut akan berakhir sebelum capaian utamanya tercapai.
Proyek AusAid di Kalimantan berawal dari pembicaraan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Kesepakatan tersebut kemudian berkembang dalam kesepakatan hibah sebesar US$100 juta yang ditandatangani pada 2008.
Awalnya, proyek tersebut bertujuan untuk merevitalisasi lahan gambut kering seluas 200.000 ha, melindungi 70.000 ha hutan gambut, dan menanam 100 juta pohon di Kalimantan Tengah.