Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HEADLINES KORAN: Harga Pangan Liar, IPO Tertunda, Dana Asing Masuk

BISNIS.COM, JAKARTA— Dampak kenaikan harga BBM terhadap liarnya harga Sembako, penundaan IPO, dan stagnansi pertumbuhan menjadi sorotan media cetak selain hari ini, Senin (24/6/2013) selain mulai masuknya dana asing ke pasar modal.

BISNIS.COM, JAKARTA— Dampak kenaikan harga BBM terhadap liarnya harga Sembako, penundaan IPO, dan stagnansi pertumbuhan menjadi sorotan media cetak selain hari ini, Senin (24/6/2013) selain mulai masuknya dana asing ke pasar modal.

“Harga Pangan Berpotensi Jadi Liar“: Harga bahan pangan pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi berpotensi menjadi liar di tengah melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS, awal masuk sekolah, dan meningkatnya kebutuhan menjelang Ramadhan. Pemerintah didesak serius mengendalikan harga  (KOMPAS)

“Pasar Bearish, Calon Emiten Tunda IPO”: Niat sejumlah perusahaan untuk menawarkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Semester I/2013 harus tertunda. Pasar saham yang tengah bearish menjadi biang keladinya (KONTAN).

“Jika Pemerintah Lalai, Pertumbuhan Stagnan”: Kenaikan harga BBM selalu diikuti inflasi dan penyesuaian suku bunga bank. Situasi ini tidak bisa dihindari. Sebab, peningkatan suku bunga perbankan dipastikan akan mengerem pertumbuhan kredit perbankan. Selain harga barang-barang yang juga meningkat, daya beli masyarakat pun melemah di tengah menurunnya nilai rupiah yang kian terdepresiasi oleh menguatnya dolar AS (NERACA).

“Dana Asing Kembali Masuk”: Arus dana keluar dari pasar saham dan surat berharga negara akibat rencana The Fed menghentikan kebijakan quantitative easing  mulai mereda. Bank Indonesia (BI) bahkan telah melihat adanya arus balik modal asing ke Indonesia (INVESTOR DAILY)

“Empat Sektor Atraktif”: Tekanan jual yang terjadi di pasar domestik telah mendorong koreksi harga saham sangat dalam dari beberapa sektor dan nilai menjadi saham yang cukup atraktif untuk saat ini. Padahal saham dari beberapa sektor tersebut memiliki evaluasi yang relatif murah dengan tingkat imbal hasil terhadap ekuitas yang tinggi dibandingkan sektor lainnya (INDONESIA FINANCE TODAY).  (ltc) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper