BISNIS.COM, BRUSSELS—Inggris akan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Uni Eropa dalam upaya menggagalkan kekuasaan UE untuk melarang short selling, setelah kalah dalam kampanye untuk membatalkan pemangkasan bonus bankir oleh UE.
Inggris akan mengemukakan argumen di pengadilan UE yang berbasis di Luksemburg.
Dalam pertempuran melawan pelebaran campur tangan UE terhadap jasa keuangan, Inggris menilai kemampuan pembuatan kebijakan European Securities and Markets Authority mengorbankan para pengawas nasional.
“Inggris memiliki tradisi untuk menolak kekuatan yang lebih besar bagi Komisi Eropa atau lembaga Uni Eropa,” ujar Karel Lannoo, CEO Centre for European Policy Studies di Brussels.
Menurut Lannoo, jika ESMA telah diberi kekuasaan untuk menghindari penyalahgunaan pasar tunggal, tidak akan ada lagi yang dapat melawan peraturan yang diterapkan UE.
Perdana Menteri David Cameron telah berjanji untuk mencapai kesepakatan baru dengan UE di tengah tekanan oposisi yang melihat Partai Kemerdekaan Inggris memperoleh kursi dalam pemilihan daerah pada bulan lalu.
Cameron merencakan referendum terhadap keanggotaan UE pada akhir 2017. Namun, rencana tersebut gagal memenuhi permintaan dari anggota Partai Konservatif agar masa depan Inggris di Eropa ditentukan oleh masyarakat secepatnya. (Bloomberg/53)