Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

KEANEKARAGAMAN HAYATI: Warisan Alam di Indonesia Terancam

Burung nuri (black-capped lory)     Foto:Greenpeace BISNIS.COM, JAKARTA-- "Indonesia adalah rumah bagi kehidupan hayati yang beberapa di antaranya paling kaya di dunia. Namun, semua warisan alam itu kini berada dalam ancaman karena
Martin Sihombing
Martin Sihombing - Bisnis.com 22 Mei 2013  |  19:40 WIB
KEANEKARAGAMAN HAYATI: Warisan Alam di Indonesia Terancam

Burung nuri (black-capped lory)     Foto:Greenpeace

BISNIS.COM, JAKARTA-- "Indonesia adalah rumah bagi kehidupan hayati yang beberapa di antaranya paling kaya di dunia. Namun, semua warisan alam itu kini berada dalam ancaman karena masih terus terjadinya perusakan hutan dan laut di Indonesia," ujar Longgena Ginting, Kepala Greenpeace Indonesia, Rabu (22/5/2013).

"Rainbow Warrior berada di Indonesia saat ini untuk menyaksikan dan mengabarkan kekayaan hutan dan laut Indonesia kepada dunia, dan untuk mendukung komitmen Presiden SBY yang menyatakan akan melindungi hutan dan alam Indonesia," ujarnya terkait Hari Keanekaragaman Hayati Dunia (World Biodiversity Day) hari ini, Rabu.

Sekitar 10% hutan hujan dunia ada di Indonesia. 50 tahun lalu, hutan tutupan hutan meliputi sekitar 82%  wilayah Indonesia, tetapi kini jauh berkurang akibat penebangan hutan besar-besaran oleh industri, terutama kelapa sawit, pulp dan kertas, serta pertambangan.

Adapun lautan Indonesia tersohor sebagai tempat yang mempunyai habitat bawah laut paling beragam di dunia. Kawasan seperti Raja Ampat di Papua Barat, disebut-sebut sebagai tempat dengan keanekaragaman hayati terkaya di muka bumi ini. Tetapi sekaligus, terumbu karang di Indonesia kini berada dalam ancaman kerusakan akibat penangkapan ikan berlebih, polusi dan perubahan iklim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

presiden sby hutan greenpeace keanekaragaman hayati
Editor : Martin Sihombing

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top