BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah RI meminta pemerintah Inggris mencerminkan dukungannya terhadap Indonesia dalam tindakan nyata terkait dengan pembukaan "kantor" Gerakan Separatis Papua di Oxford, Inggris.
Menteri Luar Negeri RI Marty M. Natalegawa menyatakan sudah bertemu dengan Dubes Inggris untuk Indonesia untuk menyampaikan keberatan atas pembukaan kantor perwakilan organisasi Papua merdeka di wilayah Ratu Elizabeth tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, ujarnya, Dubes Inggris menegaskan bahwa tindakan pembukaan kantor gerakan separatis tersebut tidak mencerminkan posisi pemerintah Inggris.
Sekalipun pembukaan "kantor" tersebut diresmikan oleh Walikota Oxford Muhammaed Niaz Abbasi dan dihadiri anggota parlemen Inggris Andrew Smith serta mantan Walikota Oxford Elise Benjamin.
Namun, lanjutnya, dalam pertemuan tersebut Indonesia menegaskan situasi yang dialami Inggris tersebut tidak lazim. Menurut dia, tidak lazim bahwa suatu pemerintahan negara tidak dapat mengelola sikap pemerintah daerahnya.
“Respons dari pemerintah Inggris, langkah Dewan Kota Oxford ini sama sekali tidak menggambarkan posisi pemerintah Inggris. Inggris tetap mendukung Indonesia, mendukung NKRI, dan mendukung Papua dan Papua Barat sebagai bagian dari NKRI. Kami dengar semua itu. Kami minta silakan dicerminkan," ujarnya ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (7/5).
Menurut Marty, sikap pemerintah Indonesia sangat tegas terkait dengan pembukaan kantor gerakan separatis Papua di wilayah Inggris. Indonesia menganggap sikap tersebut sangat bertolak belakang dengan semangat persahabatan kedua negara.
"Kami harap mereka dapat betul-betul memahami betapa Indonesia merasa sangat terusik dan sangat tidak dapat menerima keadaan seperti itu. Ini kita berbicara tentang hubungan baik antara kedua negara," kata Marty.
Tadi malam, Senin (6/5), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono menyatakan keberatannya atas pembukaan "kantor" Gerakan Separatis Papua di Oxford, Inggris.
"Indonesia menyatakan penolakan dan ketidaksenangan atas pembukaan "kantor" Gerakan Separatis Papua di Oxford Inggris," ujar SBY melalui twitter-nya.
Menurut SBY, kegiatan di Oxford itu dapat mengganggu hubungan bilateral yang selama ini terjalin baik antara pemerintah Indonesia dan Inggris.
"Pemerintah Inggris menyatakan tetap dukung NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia]. Namun, kegiatan di Oxford itu akan mengganggu hubungannya dengan Indonesia," lanjut SBY. (mfm)