Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT ASEAN XII: Cetak Biru MEA 77,54%, Negara Anggota Harus Siapkan Regulasi

BISNIS.COM, BRUNEI DARUSSALAM-- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, saat ini merupakan fase percepatan kesiapan negara-negara ASEAN dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015. Untuk itu, menurut dia, di Kantor Perdana Menteri

BISNIS.COM, BRUNEI DARUSSALAM-- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, saat ini merupakan fase percepatan kesiapan negara-negara ASEAN dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015.

Untuk itu, menurut dia, di Kantor Perdana Menteri Brunei Darussalam, Kamis (25/4/2013), setiap anggota ASEAN perlu mempersiapkan peraturan dan regulasi di negaranya masing-masing yang terhubung dengan implementasi MEA pada 2015.

"Kuncinya di sini adalah lebih dari sekedar adopsi kesepakatan, tapi juga implementasi. Babak berikutnya bagi kita saat kita mencapai level 100 persen, memastikan seluruh komitmen terhubung dengan hukum dan peraturan nasional," katanya.

Ia menambahkan, Indonesia kini juga terus memacu kesiapannya dalam implementasi MEA 2015. Presiden sendiri telah mengungkapkan akan membentuk panitia dari berbagai elemen baik pemerintah, pengusaha maupun pemangku kepentingan lainnya guna menyongsong pemberlakuan MEA 2015.

Sementara itu, laporan dari Sekretaris Jenderal ASEAN dalam KTT ke 12 organisasi negara-negara Asia Tenggara tersebut menyatakan implementasi dari cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Comunity/AEC) pada 2015 nanti telah mencapai 77, 54%.

Hal itu disampaikan ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah dalam konferensi pers hasil KTT ke 22 di Kantor Perdana Menteri Brunei Darussalam di Bandar Seri Begawan, Kamis.

Ia menambahkan, sejak diluncurkan cetak biru MEA 2015 tersebut pada  November 2007, telah tejadi peningkatan perekonomian.

Pendapatan perkapita di kawasan meningkat dari US$2.267  menjadi US$3.759  AS di 2012. Perdagangan antar negara ASEAN meningkat dari US$520 miliar  pada 2010 menjadi US$598 juta  pada 2011. Selain itu juga telah mendorong peningkatan investor asing (FDI) dari US$92 miliar  menjadi US$114 miliar  pada periode yang sama. (antara/msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper