BISNIS.COM, MALANG--Produksi gula dari dua pabrik gula (PG), yakni PG Kebun Agung dan PG Krebet Baru, Kab. Malang, Jawa Timur, diperkirakan mampu menyumbang sekitar 20% dari target nasional yang sebesar 2,5 juta ton pada tahun ini.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KBI) Malang Emanuel Lamen Ola mengatakan kinerja sektor industri pengolahan gula diperkirakan akan meningkat hingga 50% - 55% bila dibandingkan 2012, seiring dengan adanya peningkatan kapasitas salah satu Pabrik Gula Kebon Agung serta program revitalisasi mesin.
“Bahkan dua PG tersebut optimis mampu menghasilkan 400 ribu ton gula,” katanya, Rabu (24/4/2013).
Penyebab kenaikan produksi tersebut, kata dia, karena tingkat rendemen gula mulai mendekati signifikan dari 7% menjadi 9%.
Hal itu terjadi karena di PG Kebon Agung, di Pakisaji, dan PG Krebet Baru, di Bululawang, melakukan program revitalisasi pabrik maupun bibit tanaman tebu. Program tersebut sudah berjalan 3 tahun lalu.
Dengan produksi sebesar itu, maka diperkirakan dua PG tersebut mampu menyumbang sekitar 20 % dari target produksi gula nasional sekitar 2,5 juta ton pada 2013.
Selain revitalisasi pabrik, program peningkatan kualitas bibit dan pupuk serta perluasan lahan menjadi prioritas masing–masing PG.
Bahkan PG Krebet Baru akan meningkatkan fungsi PG untuk memproduksi gula tetes menjadi etanol, gula cair, dan gula premium.
Hal ini bertujuan agar produksi gula PG dapat memenuhi kebutuhan gula premium untuk segmen menengah–atas.
Menurut dia, terkait dengan penyaluran kredit investasi di April diperkirakan mengalami laju pertumbuhan sebesar 27%-27,5%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 26%.
Begitu pula dengan investasi di sektor konstruksi diperkirakan tumbuh sebesar 34% - 35%, lebih tinggi jika dibandingkan laju pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 33%.
Hal ini seiring dengan peningkatan investasi perusahaan untuk peningkatan kapasitas produksi, baik berupa tanah, gedung maupun mesin.
Sedangkan ditinjau dari sisi penggunaan lapangan kerja, masih cenderung tetap, namun belum ada pengurangan tenaga kerja.
Dalam memperkuat sektor industri di daerah, dia menyarankan, agar pemda dapat membangun kawasan industri yang terintegrasi meski realisasinya tidak mudah karena terkendala regulasi investasi.
Selain itu perlu pula diciptakan pusat-pusat pertumbuhan industri untuk mendorong pertumbuhan sektor industri untuk menarik investor menanamkan investasinya.
Jika tidak maka mereka akan lari dan menanamkan modalnya pada kawasan industri terintegrasi, fasum dan infrastrukturnya seperti di Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER ) di wilayah Kabupaten Pasuruan.
PIER menjadi salah satu wilayah yang banyak dilirik oleh investor untuk penanaman modal.
Terkait dengan kebijakan energi pembatasan solar membawa dampak pada rendahnya ketersediaan solar, meskipun tidak menganggu proses produksi namun menghambat transportasi dan distribusi barang di Kota Malang dan Batu. Bahkan angkutan truk sempat terhenti beroperasi.