Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK INDONESIA: Dorong Daerah Tingkatkan Produksi Pangan Lokal

BISNIS.COM, MAKASSAR--Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) akan fokus mengupayakan peningkatan produksi pangan dan mengoptimalkan kerja sama antar daerah di wilayah Sulampua. 

BISNIS.COM, MAKASSAR--Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) akan fokus mengupayakan peningkatan produksi pangan dan mengoptimalkan kerja sama antar daerah di wilayah Sulampua. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua Mahmud mengatakan salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu, mendorong daerah meningkatkan produksi pangan lokal dan mengoptimalkan kerja sama antar daerah di Sulampua.

“Kami yakin, dengan upaya tersebut Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan mampu menekan laju inflasi yang terlalu tinggi,” kata Mahmud di sela-sela Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendali Inflasi Daerah ke-3, Senin (22/4/2013).

Dia mencontohkan kenaikan harga sejumlah komoditas yang terjadi akhir-akhir ini di beberapa daerah, disebabkan berkurangnya pasokan. Hal itu, menyebabkan harga-harga melambung, sehingga tekanan inflasi Sulampua sampai Maret 2013 tercatat sebesar 5,06% (YoY). 

Sementara itu, Rakorwil yang dihadiri 116 peserta tersebut khusus membahas agenda strategis dalam pengendalian inflasi di Sulampua. Selain mendorong peningkatan produksi, TPID juga mendorong peningkatan kualitas maupun infrastruktur pangan. 

"Jika semua fasilitas pendukung mampu disediakan, akan membantu pengendalian inflasi dari hasil kerja sama antar instansi terkait," ujarnya. 

Selain itu, keterbukaan informasi harga-harga pangan juga dinilai mampu menekan laju inflasi yang bisa dimainkan oleh pihak-pihak tertentu.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan itu juga Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua meresmikan Sistem Informasi Harga Pangan (Sigap). 

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan Sigap akan memiliki peranan penting dalam menjaga pembentukan harga yang rentan dipengaruhi oleh isu atau persepsi, sehingga muncul praktek spekulasi dan penimbunan oleh segelintir pemain kuat di pasar. 

"Jika hal semacam ini tidak dipikirkan mulai sekarang, dikhawatirkan disparitas harga antara harga yang dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen atau petani semakin lebar," kata Syahrul yang dalam kesempatan tersebut, sekaligus meresmikan website Sigap.

Kepala Biro Ekonomi Sulsel Muhammad Firda menjelaskan dalam website yang segera dibuka untuk publik itu, akan berisi harga-harga komoditas utama masyarakat.

"Ada lima dinas yang akan melaporkan hasil pantuannya perhari, yang akan diumumkan di website tersebut," kata Firda. 

Misalnya, kata dia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan melaporkan harga-harga komoditas di pasar-pasar sentra di Makassar, seperti Pasar Terong, Pabaeng-baeng dan Pasar Pannampu.

Begitu pula dengan respon dari daerah penghasil seperti dari Kabupaten Enrekang dan Barru. (wde) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wiwiek Endah
Editor : Wiwiek Endah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper