BISNIS.COM, WASHINGTON -- Negara-negara G-20 akan memperkuat komitmen untuk menghindari pelemahan mata uang mereka guna meningkatkan laba perdagangan.
Pernyataan itu termuat dalam draf yang dipersiapkan untuk pertemuan G-20 minggu ini di Washington. Hal tersebut sesuai dengan rencana G-20 pada Februari untuk bergerak cepat ke arah sistem nilai tukar berbasis pasar dan fleksibilitas nilai tukar, serta untuk menahan diri dari devaluasi kompetitif.
Rencananya, G-20 akan menunda kritik langsung terhadap upaya Jepang untuk membangkitkan ekonominya dari deflasi selama 15 tahun bahkan setelah yen merosot 19% terhadap dolar dalam 6 bulan terakhir.
Yi Gang, Wakil Gubernur People’s Bank of China, mengatakan pada Rabu (16/4/2013) kisaran perdagangan yuan akan diperlebar dalam waktu dekat. Hal tersebut dinilai sebagai pernyataan yang bernuansa politis oleh Credut Suisse Group AG.
Menurut Hideo Kumano, kepala ekonom Dai-Ichi Life Research Institute di Tokyo, kampanye Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk mengakhiri deflasi berpotensi mengundang kritik dari mitra dagangnya dan merupakan tindakan penyeimbang yang membutuhkan penanganan yang hati-hati. “Sejauh ini, Abe telah sukses mengatasi tantangan, meski masih banyak yang harus dihadapi,” lanjut Kumano. (Bloomberg/dot)